Jambi, Antarajambi.com - Sejumlah wisatawan yang berkunjung ke cagar budaya Rumah Batu Olak Kemang di Desa Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi berharap adanya penyelamatan bangunan bersejarah itu sebelum hancur akibat ambruk.

"Sayang bangunan bersejarah ini belum ada upaya penyelamatan, pemerintah di Jambi diharapkan turun langsung memfasilitasi penyelamatan cagar budaya ini. ini bangunan tertua di sini lho," kata Alvin, salah seorang pengunjung ke obyek cagar budaya Rumah Batu Olak Kemang itu, Senin.

Pria yang juga penggemar olahraga bersepeda itu menyebutkan, sayang bila bangunan itu dibiarkan dan semakin hancur. Saat inipun kondisi bagian atas bangunan rumah itu sudah roboh,

Selain itu beberapa bagian konstruksi bangunan temboknyapun sudah retak-retak dan bila tidak diselamatkan bisa roboh karena sangat rentan terhadap getaran dari kendaraan di jalan raya.

"Bangunan tembok dan sisa atap yang masih ada di atasnya sudah rentan ambruk, bisa membahayakan bagi pengunjung. Kami berharap ada skema dan solusi dari pemerintah untuk memfasilitasi pelestarian bangunan ini," katanya.

Hal itu diiyakan oleh pengunjung lainnya yang pagi itu singgah dan menikmati suasana bagian depan dari bangunan yang berarsitektur paduan lokal, Tiongkok dan Eropa itu. Mereka menikmati suasana dengan duduk-duduk di atas rumput hijau dan rindangnya pepohonan di sana.

Namun pengunjung tidak bisa masuk ke dalam bangunan itu karena kondisinya sudah roboh dan lapuk. Penjaga rumah itu juga memasang pengumuman agar pengunjung tidak masuk ke dalam bangunan rumah itu.

Cagar budaya Rumah Batu Olak Kemang berlokasi di Seberang Kota Jambi, tepatnya di bantaran Sungai Batanghari. Lokasi tersebut bisa diakses sekitar 20 menit dari Kota Jambi dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat melalui Jembatan Aurduri I.

Sedangkan bagi penggemar olahraga jalan kaki dan sepeda bisa diakses dengan menyeberang dari Jembatan Gentala Arasy.

"Saya yakin bila direhab akan jadi obyek wisata, terlebih kawasan Kota Seberang Jambi ini dijadikan obyek wisata religi oleh pemerintah daerah," kata pengunjung lainnya.

Berdasarkan data di lokasi cagar budaya itu, bangunan itu merupakan kediaman dari Said Idrus bin Hasan Al Djufri yang bergelar Pangeran Wirokusumo, seorang keturunan Arab yang mendapat kedudukan penting di Kesultanan Jambi. Disamping itu menurut penuturan masyarakat, Wirokusumo adalah besan dari Sultan Thaha Syaifuddin, sultan terakhir kesultanan Jambi.

Rumah Batu Olak Kemang terdiri dari dua lantai yang mempunyai arsitektur perpaduan lokal, Tiongkok dan Eropa. Unsur lokal terlihat dari arsitektur rumah panggung dengan pengaruh Tiongkok pada bagian atap, gapura dan ornamen berbentuk naga, awan, bung dan arca singa.

Sedangkan unsur Eropa pada tiang panggung dari bahan batu bata dan semen berbentuk pilar penyangga. Juga ada tangga bertingkat yang biasa digunakan bangunan india.


Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017