Jambi (Antaranews Jambi) - Petani kelapa sawit swadaya yang tergabung dalam anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Makarti di Jambi, menerima sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk pengelolaan hasil perkebunan.

Managing Director ISCC, Andreas Feige di Jambi, Senin, mengatakan melalui sertifikasi tersebut petani kelapa sawit swadaya akan mendapatkan sejumlah manfaat seperti akses pasar Inernasional.

"Keuntungan dari sertifikasi ini adalah produk curd palm oil (CPO) yang dihasilkan petani dapat mengakses pasar Internasonal, salah satunya Eropa dan juga petani akan mendapatkan harga jual premium atau lebih tinggi," kata Andreas Feige melalui penerjemah bahasa.

Penyerahan sertifikasi ISCC disalah satu hotel di Jambi untuk KUD Makarti tersebut, diklaim merupakan pertama di dunia yang diberikan untuk kelompok petani kelapa sawit swadaya.

Dengan tersertifikasinya petani kelapa sawit swadaya oleh ISCC itu, maka petani akan dapat langsung berperan dalam mekanisme pengelolaan perkebunan kelapa sawit swadaya secara berkelanjutan.

"Sertifikasi ISCC ini untuk mengetahui bahwa produk kelapa sawit bukan berasal dari sumber pengrusakan hutan, sehingga hasil kelapa sawit adalah dari yang dikelola secara berkelanjutan dan dengan demikian dapat terima oleh pasar Internasional," katanya menjelaskan.

Sertifikasi ISCC yang diberikan kepada KUD Makarti yang berdomisili di Desa Petaling, Kecamatan Sungaigelam, Muarojambi, Provinsi Jambi itu merupakan program kemitraan sebuah project untuk pengelolaan bekrkelanjutan melalui model pertumbuhan ekonomi rendah karbon.

Seluruh program sertifikasi dikembangkan dengan memperhitungkan kebutuhan spesifik dari petani swadaya, termasuk proses sertifikasi untuk meningkatkan pertanian berkelanjutan pada sektor minyak kelapa sawit dan sekaligus menghindari pembukaan hutan dan lahan gambut.

Andreas mengatakan, secara keseluruhan di Indonesia pihaknya telah menyerahkan 200 unit sertifikat ISCC kepada perusahaan dan organisasi yang bergerak pada bidang pengelolaan produk kelapa sawit.

Sementara itu, Sekretaris KUD Makarti, Sofian Auri mengatakan saat ini kelompok tani yang tergabung dalam anggota koperasi tersebut tercacat sebanyak 370 petani dengan mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 500 hektare.

"Anggota petani yang masuk KUD Makarti ini merupakan transmigrasi dengan rata-rata satu anggota petani mengelola tiga hektare perkebunan kelapa sawit jatah dari program transmigrasi," kata Sofian.

Pada proses sertifikasi ISCC itu, para petani diberikan pelatihan pendampingan dengan berbagai cara dan mekanisme agar pengelolaan perkebunan kelapa sawit itu dilakukan secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.

Saat inipun kata dia, petani kelapa sawit pada koperasi yang didirikan pada tahun 2013 silam itu mendapatkan peningkatan hasil panen antara 30 hingga 50 persen dari sebelumnya.

"Kami diberikan pelatihan menjadi petani kelapa sawit yang sebenarnya, karena sebelumnya pengalaman pengelolaan sawit yang dimiliki petani memang masih sangat minim," katanya.***

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018