Bandung, Antaranews Jambi - Sepanjang tahun 2017 PT Len Industri (Persero) membukukan angka pendapatan yang telah diaudit sebesar Rp 4,253 Triliun, angka tersebut lebih besar 79 persen dari tahun sebelumnya dengan laba Rp61 Milyar.
Laporan pendapatan perusahaan yang telah diaudit itu disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMN NDHI (National Defence & Hitech Industy) di Len sebagai tuan rumah yang digelar hari ini, Jumat (04/05) di Kantor Pusat Len Bandung.
Deputi Bidang PISM, Fajar Hary Sampurno yang memimpin RUPS menyampaikan bahwa kinerja BUMN anggota NDHI tahun 2017 jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Tidak ada perusahaan yang merugi, bahkan Len, Dahana dan Pindad mampu memberikan dividen bagi pemegang saham.
Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Zaky Gamal Yasin menjelaskan, “Dari pendapatan Len di tahun 2017 yang mencapai Rp 4,253 triliun, persentase terbesar berasal dari sektor transportasi perkeretaapian. Yakni berupa proyek pembangunan Urban Transport serta Mainline Perkeretaapian Lintas Jawa dan Lintas Sumatera. Proyek lainnya, adalah sektor teknologi informasi komunikasi, diikuti sektor pertahanan dan sektor energi. Sementara untuk nilai aset, hingga saat ini total aset mencapai Rp 5,4 triliun. Kami juga menyiapkan dana investasi untuk ekspansi bisnis strategis tahun 2018 sebesar Rp 545 miliar," katanya.
Pertumbuhan pendapatan, menurut Zaky, juga tercapai karena perseroan tetap berfokus menjalankan komitmen proyek strategis dan meningkatkan efisiensi di segala lini "Sehingga Len tetap dapat mencatatkan kenaikan pendapatan perseroan dan yang tak kalah penting adalah sinergi antar BUMN terutama BUMN Cluster NDHI (National Defense & Hightech Industry), PT Len Industri (Persero) tergabung dalam cluster ini bersama lima perusahaan pelat merah lainnya yang dikelompokkan sebagai industri bidang pertahanan dan teknologi tinggi. BUMN tersebut antara lain PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero)" ucapnya.
Lebih jauh Zaky menjelaskan secara umum kinerja operasional perusahaan juga membukukan pertumbuhan dan tahun 2017 telah dilalui dengan cukup baik. Sementara tahun 2018 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Len. "Sebagai BUMN Industri Strategis, Len akan lebih kreatif dan agresif menawarkan usulan-usulan inovasi strategis berbasis teknologi," tutur Zaky.
Pada tahun 2018, Len akan menjadikan produk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) perumahan dan perkantoran sebagai produk unggulan. Produk ini memiliki kelebihan diantaranya dapat mengurangi biaya konsumsi listrik perumahan atau perkantoran 30-50%, ramah lingkungan serta dapat memberikan kesan bangunan terlihat modern. Selain itu langkah ini diharapkan dapat memperbesar porsi pasar non-APBN.
"Untuk Tahun 2018 ini, Len menargetkan laba sebesar Rp118 miliar. Strateginya adalah memperluas pasar swasta atau Non-APBN, pengembangan bisnis kreatif, standarisasi prosedur pengelolaan proyek, optimalisasi pemanfaatan teknologi sistem informasi serta evaluasi struktur dan standar biaya proyek," ujar Zaky dalam keterangan tertulisnya.
Selama ini, PT Len Industri yang berdiri sejak 1965 dan bertransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1991 telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana. Sejumlah proyek yang telah dikerjakannya yakni Sistem Perkeretaapian Mainline Jawa dan Sumatera serta Urban Transport di Indonesia, Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar maupun daerah terpencil.
Kemudian "Elektronika untuk pertahanan", baik darat, laut, maupun udara. "Broadcasting", selama lebih dari 30 tahun dengan ratusan Pemancar TV dan Radio yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia, "Sistem Elektronika Daya untuk kereta api listrik (KRL)" serta "Pembangkit Listrik Tenaga Surya" yang telah terpasang diberbagai pelosok Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Laporan pendapatan perusahaan yang telah diaudit itu disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMN NDHI (National Defence & Hitech Industy) di Len sebagai tuan rumah yang digelar hari ini, Jumat (04/05) di Kantor Pusat Len Bandung.
Deputi Bidang PISM, Fajar Hary Sampurno yang memimpin RUPS menyampaikan bahwa kinerja BUMN anggota NDHI tahun 2017 jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Tidak ada perusahaan yang merugi, bahkan Len, Dahana dan Pindad mampu memberikan dividen bagi pemegang saham.
Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Zaky Gamal Yasin menjelaskan, “Dari pendapatan Len di tahun 2017 yang mencapai Rp 4,253 triliun, persentase terbesar berasal dari sektor transportasi perkeretaapian. Yakni berupa proyek pembangunan Urban Transport serta Mainline Perkeretaapian Lintas Jawa dan Lintas Sumatera. Proyek lainnya, adalah sektor teknologi informasi komunikasi, diikuti sektor pertahanan dan sektor energi. Sementara untuk nilai aset, hingga saat ini total aset mencapai Rp 5,4 triliun. Kami juga menyiapkan dana investasi untuk ekspansi bisnis strategis tahun 2018 sebesar Rp 545 miliar," katanya.
Pertumbuhan pendapatan, menurut Zaky, juga tercapai karena perseroan tetap berfokus menjalankan komitmen proyek strategis dan meningkatkan efisiensi di segala lini "Sehingga Len tetap dapat mencatatkan kenaikan pendapatan perseroan dan yang tak kalah penting adalah sinergi antar BUMN terutama BUMN Cluster NDHI (National Defense & Hightech Industry), PT Len Industri (Persero) tergabung dalam cluster ini bersama lima perusahaan pelat merah lainnya yang dikelompokkan sebagai industri bidang pertahanan dan teknologi tinggi. BUMN tersebut antara lain PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero)" ucapnya.
Lebih jauh Zaky menjelaskan secara umum kinerja operasional perusahaan juga membukukan pertumbuhan dan tahun 2017 telah dilalui dengan cukup baik. Sementara tahun 2018 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Len. "Sebagai BUMN Industri Strategis, Len akan lebih kreatif dan agresif menawarkan usulan-usulan inovasi strategis berbasis teknologi," tutur Zaky.
Pada tahun 2018, Len akan menjadikan produk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) perumahan dan perkantoran sebagai produk unggulan. Produk ini memiliki kelebihan diantaranya dapat mengurangi biaya konsumsi listrik perumahan atau perkantoran 30-50%, ramah lingkungan serta dapat memberikan kesan bangunan terlihat modern. Selain itu langkah ini diharapkan dapat memperbesar porsi pasar non-APBN.
"Untuk Tahun 2018 ini, Len menargetkan laba sebesar Rp118 miliar. Strateginya adalah memperluas pasar swasta atau Non-APBN, pengembangan bisnis kreatif, standarisasi prosedur pengelolaan proyek, optimalisasi pemanfaatan teknologi sistem informasi serta evaluasi struktur dan standar biaya proyek," ujar Zaky dalam keterangan tertulisnya.
Selama ini, PT Len Industri yang berdiri sejak 1965 dan bertransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1991 telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana. Sejumlah proyek yang telah dikerjakannya yakni Sistem Perkeretaapian Mainline Jawa dan Sumatera serta Urban Transport di Indonesia, Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar maupun daerah terpencil.
Kemudian "Elektronika untuk pertahanan", baik darat, laut, maupun udara. "Broadcasting", selama lebih dari 30 tahun dengan ratusan Pemancar TV dan Radio yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia, "Sistem Elektronika Daya untuk kereta api listrik (KRL)" serta "Pembangkit Listrik Tenaga Surya" yang telah terpasang diberbagai pelosok Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018