Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan tidak ada market mover mata uang penting menjelang akhir tahun 2024.
“Pasar mungkin masih mempertimbangkan potensi market mover tahun depan yang bisa mendorong penguatan dolar,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Beberapa faktor yang berpeluang menguatkan dolar AS antara lain kebijakan dari Presiden AS terpilih Donald Trump, lalu potensi Federal Reserve (The Fed) tak agresif memangkas suku bunga acuan.
Kemudian, juga konflik geopolitik mungkin bisa memanas lagi, perang dagang yang bisa melambatkan perekonomian global, dan lainnya.
Indeks dolar AS pada pagi hari ini juga berada di kisaran 108,12, yang berarti masih di level tertinggi sepanjang tahun ini.
Melihat faktor internal, pasar disebut masih pesimis dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kondisi eksternal tersebut. Selain itu pula kebijakan internal seperti pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang dapat menurunkan daya beli kelas menengah.
“Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp16.150-Rp16.200 (per dolar AS)," ungkap Aris.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.216 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.190 per dolar AS.