Medan, (Antaranews Jambi) - Menyongsong mudik 2018, perbaikan jalan lintas timur Sumatera dengan menambal lubang-lubang mulai dipercepat atau dikebut seperti terlihat di ruas Way Kambas-Simpang Menggala, Lampung, Pekanbaru-Duri (Riau), dan Rantau Prapat-Kisaran (Sumatera Utara).

Antara yang melintas di jalintim sepanjang 1.841,3 km mulai dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, hingga Medan, ibu kota Sumut, dari 2 hingga 7 Mei, itu mendapati perbaikan ruas-ruas jalan yang rusak tersebut umumnya dilakukan dengan cara penambalan.

Perbaikan untuk memperbaiki permukaan badan dan bahu jalan yang berlubang, amblas, bergelombang maupun retak-retak dalam jumlah yang banyak itu antara lain terlihat di Desa Banding, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, arah Simpang Menggala.

Perbaikan sisi kiri dan kanan jalintim yang rusak sepanjang dua kilometer di desa itu dilakukan dengan metode "patching" atau penambalan, kata Devi Saputra, petugas pengatur lalu lintas (traffic lane) yang terlibat dalam proses perbaikan tersebut.

"Ada 15 orang yang bekerja. Kami sudah bekerja sejak 10 April dan mudah-mudahan selesai sebelum tiba musim mudik. Dari desa ini, kami pindah ke Way Bungur," kata Devi yang berdiri tak jauh dari sebuah alat berat "backhoe" hijau kepada Antara, Rabu (2/5).

Alat berat yang digunakan untuk mengorek permukaan jalan yang rusak tersebut diparkir di bahu jalan ruas Way Kambas-Simpang Menggala. Di sampingnya, terlihat tiga petak permukaan jalan yang baru dikorek sebelum ditambal dengan pengaspalan.

Beberapa puluh meter dari "backhoe" itu diparkir, ada tiga truk dinas perbaikan jalan bersama sejumlah pekerja yang sedang beristirahat. Sementara arus kendaraan dari dan ke arah Wah Jepara-Simpang Menggala menghindari badan jalan yang masih berlubang.

Di ruas jalintim Sumatera yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni-Simpang Menggala- Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, yang membentang sepanjang 458 km itu, titik kerusakan sedang hingga berat tersebar sepanjang ratusan kilometer.  

Bahkan, para pengendara yang melintas di jalintim dari SPBU pertama setelah keluar area Pelabuhan Bakauheni sudah mulai menjumpai kerusakan jalan setelah baru berjalan sekitar 4,5 kilometer dari SPBU sebagai titik awal menuju Simpang Menggala.
Perbaikan jalan lintas timur Sumatera di ruas Way Jepara _-Simpang Manggala, Lampung, (Foto Rachmad Nasution)

    
  Makin parah
Kerusakan jalan semakin parah dirasakan sekitar 35 kilometer menjelang Simpang Menggala. Di jembatan ganda Way Seputih yang dibangun November 1994, misalnya, kerusakan parah kondisi jalan itu memaksa mobil-mobil pribadi dan truk-truk berjalan pelan.

Kerusakan jalan yang tersebar hampir merata di banyak titik, terutama di ruas jalan yang di sisi kiri dan kanannya terbentang perkebunan tebu yang luas itu tak hanya dikeluhkan para sopir tetapi juga aparat kepolisian yang bertugas.

"Sudah sekitar dua bulan jalan ini rusak berat. Kita (polisi) sudah beberapa kali berinisiatif menambal jalan yang menganga itu. Ada batu, batu kita masukin karena kasihan dengan kendaraan-kendaraan berat yang melintas".

"Minimal kami menghindari kecelakaan terjadi di depan pos kita ini," kata seorang polisi yang bertugas di Pos Lantas Multi Agro, Kampung Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, sekitar 30 km dari Simpang Menggala ini.

Perbaikan jalan menjelang Ramadhan dan sekitar sebulan sebelum mudik Lebaran 2018 itu juga dijumpai di ruas Pekanbaru-Duri, Provinsi Riau, pada Minggu (6/5).

Perbaikan dengan cara "patching" ini kembali dipilih para pekerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Riau untuk menambal permukaan jalintim yang berlubang untuk mengantisipasi keperluan mudik tahun ini.

"Jalan yang kami rawat sepanjang 122 kilometer. Umumnya kami melakukan penambalan agar tetap fungsional," kata Ferdinand, petugas pengawasan pekerjaan umum BBPJN II Riau.

Pada Minggu (6/5) pukul 15.54 WIB itu, Ferdinand dan belasan orang pekerja BBPJN II Riau melakukan penambalan di satu titik kerusakan sekitar 37 kilometer dari Kota Duri.

Melintasi jalintim di dalam wilayah Provinsi Riau, para pengendara dapat memacu kendaraannya hingga batas maksimal aman karena kondisi jalan beton maupun beraspal sepanjang ratusan kilometer yang masih relatif mulus.

Namun, di tengah jalan mulus yang memanjakan pengendara, kerusakan berupa konstruksi beton yang mulai pecah hingga jalan beraspal yang mengelupas, bergelombang, dan berlubang tetap dijumpai sejak dari perbatasan Riau-Jambi hingga ke perbatasan Riau-Sumut.
Perbaikan jalan lintas timur Sumatera di ruas Rantau Prapat - Kisaran Sumut, Senin (7/5) , (Foto Rachmad Nasution)


    
  "Tambal sulam'
Upaya perbaikan "tambal sulam" di ruas jalintim ruas Pekanbaru hingga perbatasan Sumut terlihat dari bekas tempelan aspal di permukaan-permukaan jalan yang dilintasi.

Menurut Ferdinand, di tengah keterbatasan anggaran perawatan jalan, muatan truk-truk besar yang melebihi tonase ditengarai berkontribusi pada kerusakan jalintim di Riau.

Perbaikan jalan dengan cara mengorek dan diikuti dengan menambal permukaan yang rusak pun dijumpai di beberapa titik jalintim ruas Rantau Prapat-Kisaran (Sumut).

Dua titik perbaikan dijumpai saat memasuki Jembatan Sei Asahan KM 202+800, Desa Pulo Raja, Kecamatan Pulo Raja, Kabupaten Asahan, dan setelah jembatan yang dibangun tahun 2012 itu.

Saragih Garingging, petugas lapangan yang mengawasi perbaikan jalan di jalintim Desa Pulo Raja ini, mengatakan pihaknya melakukan penggalian titik-titik permukaan jalan yang rusak dari batas gapura Kisaran sampai Rantau Prapat.

"Kita hanya melakukan perawatan jalan sepanjang 148 km yang menjadi tanggungjawab kami. Kami bekerja dari 12 April hingga sepekan sebelum Lebaran (H-7)," katanya.

Saat ditemui pada Senin (7/5) siang, Saragih mengawasi proses penyisipan badan jalan berlubang di ruas jalan yang berdampingan dengan Jembatan Sei Asahan dengan menggunakan kendaraan khusus "Sakai" sebelum dilakukan penambalan dengan aspal.

Antara yang melintasi Jalintim dari Rantau Prapat ke Medan mendapati kondisi jalan yang menjadi urat nadi perekonomian Sumut dan yang menghubungkan provinsi tersebut dengan Provinsi Riau umumnya baik dan layak untuk dilalui kendaraan pribadi maupun umum.

Karena kondisinya yang sebagian besar mulus dan telah mendapatkan perbaikan itu, banyak pengendara mobil pribadi, truk tanki, dan bus memacu kendaraannya antara 80 dan 100 km per jam, terutama ketika arus lalu lintas tidak padat.

Di tengah kondisi jalintim di dalam wilayah Sumut yang sebagian besar mulus itu, para pengendara tetap perlu mewaspadai masih banyaknya jalan yang bergelombang dan bahkan membentuk "parit" yang agak dalam serta lubang-lubang yang belum sempat ditambal.

Selain itu, kehati-hatian juga diperlukan di Jalintim ruas Rantau Prapat-Medan ini karena prilaku berkendara dua pesepeda motor yang berjalan beriringan dan mengobrol satu sama lain dengan mengambil hampir setengah badan jalan.

Prilaku yang sama pun dari banyak pengendara sepeda motor semacam ini jamak ditemui di banyak kota dan desa lintasan di jalintim mulai dari Simpang Menggala, Lampung, Palembang-Jambi, dan Jambi-Riau hingga Riau-Sumut.

Perbaikan jalan sebagai upaya menghadirkan senyum para pengendara, termasuk mereka yang akan mudik Lebaran pada pekan kedua Juni 2018, ini sepatutnya diikuti dengan prilaku berkendaraan yang baik untuk menjaga keselamatan bersama di jalintim Sumatera.
 

Pewarta: Rahmad Nasution

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018