Palembang-Sumsel (ANTARA) - Ada apa di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera ruas Kota Palembang - Betung Kabupaten Banyuasin?
Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak para pelintas atau pengendara yang melintas di ruas jalan menuju ke Provinsi Jambi dan ke Sekayu Musi Banyuasin itu.
Seperti yang terjadi pada Jumat (5/4/2024) sore hingga malam dimana kemacetan parah menyergap kendaraan yang melintas di jalan lintas tersebut. Bukan lagi macet parah, namun terjadi stag dimana kendaraan dari dua arah tidak bisa bergerak akibat terkunci di beberapa titik.
Kawasan Betung, menjadi salah satu titik kemacetan 'legendaris' Provinsi Sumatera Selatan. Di lokasi itu sudah menjadi kawasan langganan macet dan kemacetan. Pasalnya tidak ada jalan alternatif lain untuk bisa memecah kepadatan arus lalu lintas.
Salah satu harapannya, yaitu jalan Tol Palembang-Betung , yakni trase yang kemudian akan menjadi trase Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) untuk bisa memecah kepadatan arus lalu lintas terutama pada momen-momen Arus Mudik Lebaran seperti saat ini. Jalan tol itu nantinya akan terhubung ke Tempino Provinsi Jambi.
Sedangkan pada musim mudik 2024 ini, ruas tol ditrase Musilandas-Pangkalan Balai Banyuasin sepanjang 22Km akan dibuka dengan status 'operasional" pada musim lebaran ini tepatnya 5-16 April 2024 ini.
Jalur itu akan mengurangi kepadatan, namun di sisi lain di mulut jalan tol yang masih dibangun itu justeru potensial terjadi kemacetan akibat pertemuan arus lalu lintas dari jalur reguler Betung-Palembang dengan dari arah jalan tol.
Ruas Kota Palembang dengan Simpang Betung sendiri berjarak 42 kilometer. Dari Palembang menuju Betung lebih banyak jalan menanjak, sedangkan dari arah Betung ke Kota Palembang sebaliknya yakni lebih cenderung banyak turunan. Sehingga jelas dari arah Palembang cenderung lebih berat karena harus menanjak, meski tidak termasuk tanjakan berat.
Bila para pelintas menggunakan jalan tol Bakauheni Lampung - Kramasan Palembang (360-an kilometer), maka ruas Jalan Betung itu merupakan jalan raya pertama di wilayah Kabupaten Banyuasin, setelah menghabiskan jalan lingkar luar Kota Palembang.
Kemacetan di jalur Betung - Palembang lebih banyak diakibatkan persimpangan jalan seperti simpang tiga Talang Kelapa, Simpang Semuntul, Simpang Sungai Rengit, Simpang Talang Betutu dan juga simpang Y Betung, semuanya di wilayah Kabupaten Banyuasin.
Khususnya menjelang sore hari, mulai pukul 15.00 WIB hingga malam sekitar pukul 19.00 WIB, kemacetan atau setidaknya kepadatan selalu terjadi. Pengemudi harus mengantre dengan sabar saat melintas di simpangan-simpangan penyebab pertemuan arus kendaraan itu.
Kondisi diperparah oleh kehadiran pengatur lalu lintas atau "Pak Ogah" yang kerap mengutamakan kendaraan yang akan menyeberang ke persimpangan. Akibatnya terjadi ketersendatan, bahkan stag pada saat-saat terjadi kepadatan di sore hari.
Jarak tempuh dan waktu perjalanan bisa menjadi lebih 'molor' akibat kondisi itu. Jalur yang semestinya hanya waktu butuh waktu 10 menit saat melintas, akibat kepadatan dan kemacetan di sana bisa mengakibatkan perjalanan ditempuh 30 menit bahkan satu jam untuk waktu-waktu tertentu.
Kondisi kepadatan diperparah dengan sikap tidak disiplin para pengemudi yang melakukan manuver khas di Betung, yakni kendaraan yang sedang mengantre, memilih melaju di bahu lajur jalan sebelah kanan. Artinya saat kendaraan yang melaju dari arah Palembang ke Betung, kendaraan yang "mencuri" jalur dari arah Betung menuju Palembang itu berada di bahu jalan mereka atau berlawanan arus.
Masih mendingan bila kendaraannya hanya satu dua, yang terjadi di sana justeru belasan hingga puluhan kendaraan memilih 'mencuri jalur' berjamaah. Pengemudi yang baru sekali melintas atau dari luar Sumsel juga ada yang mencoba peruntungan melaju di lajur kanan, sehingga mereka mudah terjebak karena tidak mengenal medan jalan.
Mereka berspekulasi dengan harapan tidak ada kendaraan yang melaju dari arah berlawanan.
Kondisi ini yang kerap mengakibatkan arus lalu lintas menjadi tersendat, bahkan mengunci tak bergerak sama sekali. Saat terjadi penguncian, kendaraan dari kedua arah akhirnya saling serobot sehingga tidak ada celah untuk bisa melakukan manuver.
Sabar dan ketegasan
Kondisi kemacetan yang kerap menyergap para pelintas di jalur Betung tidak bisa dibiarkan terjadi atau dianggap rutinitas. Terutama pada musim mudik dan balik lebaran seperti saat ini.
Salah satu yang bisa mengatasi kemacetan di sana salah satunya adalah kedisiplinan pengendara khususnya kendaraan roda empat dan truk dengan gandar super banyak, dimana ukuran panjang dan lebar truk itu menyita jalan.
Namun harus diakui, tingkat kesabaran dan kematangan di jalanan para pengendara truk kuran besar, dengan gandar lebih dari enam cenderung lebih baik dan tertib. Kematangan mereka sebagai "pejuang keluarga di belakang kemudi" sudah teruji dan memang kesabaran dan disiplin itu harus dimiliki seorang pengendara.
Sementara sikap indisiplin di jalan raya cenderung terjadi di pengendara kendaraan kecil. Sikap tak sabaran dan berspekulasi menjadi salah satu penyebab kesemerawutan arus lalu lintas.
Padahal secara umum jalur lintas timur Sumatera di ruas Betung - Pelembang jalannya cukup lebar, meski di beberapa titik kerap terjadi penyempitan oleh jembatan sempit, pasar, persimpangan dan juga SPBU, salah satunya di SPBU Sukajadi di Banyuasin.
Di beberapa titik juga terjadi jalan kriting akibat kerap terjadi kepadatan lalu lintas di jalur itu.
Bahkan sudah ada beberapa bagian jalan yang "ngerel" atau bergelombang dibuat oleh alur ban kendaraan sehingga pada bagian tengahnya terangkat dan membahayakan bagi pengendara khususnya pengemudi sepeda motor.
Seperti di depan Batalyon Arhanud Kodam II Sriwijaya, dalam kondisi menanjak jalan di sana keriting sehingga harus banyak dilakukan perbaikan agar rata kembali.
Khusus pada arus mudik ini, menjadi tantangan tersendiri bagi aparat kepolisian, khususnya Satlantas Polres Banyuasin, Direktorat Lalu Lintas Polda Sumsel maupun institusi terkait lainnya seperti Dinas Perhubungan, Balai Jalan dan Jembatan serta lainnya.
Penerapan sistem tutup buka, juga kerap dilakukan untuk mengurai kemacetan di jalur itu. Kehadiran aparat kepolisian yang menggunakan kendaraan roda dua untuk menembus kepadatan, sejauh ini menjadi andalan untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas di jalur itu.
Polda Sumsel melalui Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) telah memasang sejumlah papan pengumuman mulai dari imbauan penggunaan helm SNI, imbauan budaya antre serta tidak ugal-ugalan di jalan raya telah dipasang di titik-titik di kawasan rawan macet di jalur itu.
Yang jelas tanpa ada kesadaran dan kedisiplinan pengemudi di jalur itu, saat terjadi kepadatan lalu lintas kemacetan parah selalu akan terjadi terutama pada musim mudik dan lebaran.
Semua pengendara yang akan melintas di ruas Betung - Palembang perlu memilih jam-jam siang hari. Selain itu perlunya ikut memantau kondisi jalan yang akan dilintasi melalui "google map" sehingga akan selalu mendapat informasi terkini tentang volume kendaraan yang melintas di jalur itu.