Yogyakarta (Antaranews Jambi) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bicara mengenai bonus demografi ketika memimpin upacara pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Alun-Alun Utara, Yogyakarta, Senin.
"Inilah masa yang sangat menentukan bagi kita untuk tidak buang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain," kata Rudiantara dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) bertajuk "Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia di Era Digital" itu.
Menurut Rudiantara, bangsa Indonesia selama ini telah merasakan hasil perjuangan para pahlawan antara lain berupa meningkatnya perekonomian, pendidikan, hingga sejajarnya Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Meski demikian, Hari Kebangkitan Nasional, menurut Rudiantara adalah momentum bagi Bangsa Indonesia untuk tidak membuang-buang waktu dan energi hanya untuk bertikai. Bangsa Indonesia, menurut dia, harus lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan SDM.
"Apalagi menurut para ahli sekitar dua tahun lagi kita akan memasuki sebuah era keemasan dalam konsep kependudukan yaitu bonus demografi," kata dia.
Menurut dia, bonus demografi itu akan menyuguhkan potensi keuntungan besar bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non produktif.
Baca juga: Pemerintah fokus bangun SDM antisipasi bonus demografi
Ia menyebutkan sesuai perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) masa bonus demografi itu akan mencapai puncaknya pada 2028 sampai 2031. Pada saat itu angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah yaitu 46,49 persen.
"Proyeksi keuntungan bonus demografi itu akan tinggal menjadi proyeksi jika kita tak dapat memaksimalkannya," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut Rudiantara, untuk dapat memanfaatkan bonus demografi itu, Presiden Joko Widodo selalu mendorong dunia pendidikan bekerja sama dengan industri dan bisnis.
Baca juga: Presiden: bonus demografi ibarat pedang bermata dua
"Tujuannya untuk mencari terobosan baru dalam pendidikan vokasi baik di tingkat pendidikan tinggi maupun di tingkat menengah yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan," kata dia.
Acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu juga dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hemengku Buwono X, Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dhofiri, serta jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov DIY.
Baca juga: Mendikbud: Lulusan sarjana saat ini pelaku bonus demografi
"Inilah masa yang sangat menentukan bagi kita untuk tidak buang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain," kata Rudiantara dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) bertajuk "Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia di Era Digital" itu.
Menurut Rudiantara, bangsa Indonesia selama ini telah merasakan hasil perjuangan para pahlawan antara lain berupa meningkatnya perekonomian, pendidikan, hingga sejajarnya Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Meski demikian, Hari Kebangkitan Nasional, menurut Rudiantara adalah momentum bagi Bangsa Indonesia untuk tidak membuang-buang waktu dan energi hanya untuk bertikai. Bangsa Indonesia, menurut dia, harus lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan SDM.
"Apalagi menurut para ahli sekitar dua tahun lagi kita akan memasuki sebuah era keemasan dalam konsep kependudukan yaitu bonus demografi," kata dia.
Menurut dia, bonus demografi itu akan menyuguhkan potensi keuntungan besar bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non produktif.
Baca juga: Pemerintah fokus bangun SDM antisipasi bonus demografi
Ia menyebutkan sesuai perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) masa bonus demografi itu akan mencapai puncaknya pada 2028 sampai 2031. Pada saat itu angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah yaitu 46,49 persen.
"Proyeksi keuntungan bonus demografi itu akan tinggal menjadi proyeksi jika kita tak dapat memaksimalkannya," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut Rudiantara, untuk dapat memanfaatkan bonus demografi itu, Presiden Joko Widodo selalu mendorong dunia pendidikan bekerja sama dengan industri dan bisnis.
Baca juga: Presiden: bonus demografi ibarat pedang bermata dua
"Tujuannya untuk mencari terobosan baru dalam pendidikan vokasi baik di tingkat pendidikan tinggi maupun di tingkat menengah yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan," kata dia.
Acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu juga dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hemengku Buwono X, Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dhofiri, serta jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov DIY.
Baca juga: Mendikbud: Lulusan sarjana saat ini pelaku bonus demografi
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018