Lahan replanting kelapa sawit merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk usaha tani jagung namun perlu mendapat sentuhan teknologi guna meningkatkan produktifitasnya, kata peneliti Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi, M Adri di Jambi, Rabu.
Ia menyebutkan areal replanting kelapa sawit cukup luas karena banyak kebun kelapa sawit sudah berumur lebih dari 30 tahun bahkan lebih yang secara ekonomis kurang menguntungkan lagi.
Salah satunya, kata dia di Unit 6 Bahar Utara, Kabupaten Muaro Jambi terdapat lahan replanting kelapa sawit seluas 76 ha yang telah dimulai sejak akhir tahun 2017.
Semenjak dimulainya program replanting kelapa sawit petani sudah melakukan usaha tani jagung 2-3 kali panen dengan kisaran hasil 2,5 hingga 6 ton per hektare. Sementara harga jagung di wilayah ini cukup bagus yaitu mencapai kisaran Rp 4.000 - Rp 4.500 per kilogram.
Dari pengamatan lapangan saat ini, kata dia pertanaman jagung petani masih terlalu padat populasi per hektarnya, sehingga tanaman relatif tinggi, kurang kokoh dan menghasilkan tongkol kecil.
Jarak tanam yang kurang teratur dan tidak memperhatikan jarak tanam barisan terluar jagung dengan tanaman kelapa sawit dengan jumlah tanaman per rumpun sampai tiga hingga empat batang.
"Pemupukan belum sesuai kebutuhan tanaman, pemeliharaan terhadap gulma, hama dan penyakit juga masih kurang," kata Adri.
Sebelum masuk ke Desa Talang Bukit dijumpai lahan perkebunan PTPN VI, terlihat lahan diantara gawangan hanya ditanami tanaman penutup tanah (cover crop).
"Bila lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) perkebunan swasta dan perkebunan negara ditanami jagung maka sangat membantu program nasional dalam swasembada jagung berkelanjutan dan sekaligus mengurangi impor jagung," katanya.
Melihat potensi tersebut tepat sekali BPTP Jambi mengadakan kegiatan pengkajian jagung tahan naungan.
Untuk memperbaiki teknologi budidaya jagung pada lahan replanting kelapa sawit eksisting saat ini, BPTP Jambi melaksanakan kegiatan pengkajian budidaya jagung tahan naungan di Desa Talang Bukit, Kecamatan Bahar Utara, tepatnya di Kelompok Tani Sejahtera.
Ada enam varietas jagung yang diuji terhadap naungan yaitu: Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning, Lamuru Bisi 2, dan Nasa 29. Dari 6 varietas jagung ini terdapat 4 varietas komposit dan 2 varietas hibrida yaitu Bisi 2 dan Nasa 29.
Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi petani sekitarnya sehingga bisa merubah perilaku, sikap dan keterampilan petani berusahatani jagung di lahan replanting kelapa sawit, sekaligus mendapatkan varietas yang adaptif terhadap naungan.(BPTP Jambi)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Ia menyebutkan areal replanting kelapa sawit cukup luas karena banyak kebun kelapa sawit sudah berumur lebih dari 30 tahun bahkan lebih yang secara ekonomis kurang menguntungkan lagi.
Salah satunya, kata dia di Unit 6 Bahar Utara, Kabupaten Muaro Jambi terdapat lahan replanting kelapa sawit seluas 76 ha yang telah dimulai sejak akhir tahun 2017.
Semenjak dimulainya program replanting kelapa sawit petani sudah melakukan usaha tani jagung 2-3 kali panen dengan kisaran hasil 2,5 hingga 6 ton per hektare. Sementara harga jagung di wilayah ini cukup bagus yaitu mencapai kisaran Rp 4.000 - Rp 4.500 per kilogram.
Dari pengamatan lapangan saat ini, kata dia pertanaman jagung petani masih terlalu padat populasi per hektarnya, sehingga tanaman relatif tinggi, kurang kokoh dan menghasilkan tongkol kecil.
Jarak tanam yang kurang teratur dan tidak memperhatikan jarak tanam barisan terluar jagung dengan tanaman kelapa sawit dengan jumlah tanaman per rumpun sampai tiga hingga empat batang.
"Pemupukan belum sesuai kebutuhan tanaman, pemeliharaan terhadap gulma, hama dan penyakit juga masih kurang," kata Adri.
Sebelum masuk ke Desa Talang Bukit dijumpai lahan perkebunan PTPN VI, terlihat lahan diantara gawangan hanya ditanami tanaman penutup tanah (cover crop).
"Bila lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) perkebunan swasta dan perkebunan negara ditanami jagung maka sangat membantu program nasional dalam swasembada jagung berkelanjutan dan sekaligus mengurangi impor jagung," katanya.
Melihat potensi tersebut tepat sekali BPTP Jambi mengadakan kegiatan pengkajian jagung tahan naungan.
Untuk memperbaiki teknologi budidaya jagung pada lahan replanting kelapa sawit eksisting saat ini, BPTP Jambi melaksanakan kegiatan pengkajian budidaya jagung tahan naungan di Desa Talang Bukit, Kecamatan Bahar Utara, tepatnya di Kelompok Tani Sejahtera.
Ada enam varietas jagung yang diuji terhadap naungan yaitu: Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning, Lamuru Bisi 2, dan Nasa 29. Dari 6 varietas jagung ini terdapat 4 varietas komposit dan 2 varietas hibrida yaitu Bisi 2 dan Nasa 29.
Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi petani sekitarnya sehingga bisa merubah perilaku, sikap dan keterampilan petani berusahatani jagung di lahan replanting kelapa sawit, sekaligus mendapatkan varietas yang adaptif terhadap naungan.(BPTP Jambi)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019