Jambi (ANTARA) - Indonesia, sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, terus berupaya menavigasi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks. Gejolakekonomi dunia, seperti perang dagang dan fluktuasi pasar keuangan, menuntut respons strategis dari pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sarasehan Ekonomi Nasional yang diadakan pada 8 April 2025 menjadi forum penting bagi para pemangku kepentingan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam menghadapi dinamika tersebut, dimana acara tersebut menjadi forum dialog strategis antara pemerintah dan para pelaku ekonomi.
Acara yang dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto beserta jajaran Menteri Kabinet Merah Putih, para ekonom, investor, serta masyarakat umum tersebut mengusung tema "Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan," forum ini bertujuan untuk merespons tantangan ekonomi global dan memperkuat sinergi menuju pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Forum ini juga menjadi wadah untuk membahas langkah-langkah strategis dalam meningkatkan daya saing nasional, memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan pelaku ekonomi, serta merespons kebijakan perdagangan internasional yang berdampak pada Indonesia. Dengan semangat optimisme, acara ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk memperkuat ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks
Poin-Poin Utama Sarasehan Ekonomi Nasional
Pemerintah Indonesia melalui kegiatan Sarasehan Ekonomi Nasional tersebut menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional sebagai strategi menghadapi gejolak ekonomi dunia. Presiden Prabowo sendiri pada kesempatan tersebut mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk kembali pada visi para pendiri bangsa, yaitu membangun ekonomi yang berdiri di atas kaki sendiri. Strategi pembangunan nasional yang disampaikan meliputi swasembada pangan, energi, air, dan industrialisasi, dengan semangat keberpihakan pada rakyat. Berikut ini adalah poin-poin utama Sarasehan Ekonomi Nasional yang menjadi paket strategi nasional dalam gebrakan ekonomi Indonesia di tengah gejolak ekonomi Indonesia yang meliputi:
Penyesuaian Kebijakan Perdagangan, yaitu dalam hal ini Pemerintah Indonesia mengumumkan serangkaian konsesi perdagangan kepada Amerika Serikat menjelang negosiasi, termasuk penurunan tarif impor untuk produk-produk seperti baja, produk pertambangan, dan peralatan kesehatan. Langkah ini bertujuan untuk meredakan ketegangan akibat tarif impor yang diberlakukan oleh AS dan memperkuat hubungan dagang bilateral.
Stabilitas Inflasi dengan menjaga tingkat inflasi tahunan Indonesia tetap terkendali seperti pada Bulan Maret 2025 lalu yang tercatat sebesar 1,03%, dan masih di bawah target Bank Indonesia. Dimana hal ini akan menunjukkan efektivitas kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas harga, meskipun terdapat tantangan eksternal.
Penyesuaian Pajak Ekspor Minyak Sawit dengan memberlakukan penyesuaian pajak ekspor minyak sawit mentah (CPO) dalam rangka meringankan beban eksportir domestik akibat tarif yang dikenakan oleh Amerika Serikat. Penyesuaian ini diharapkan dapat menggebrak perekonomian nasional melalui peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Stabilitas Pasar Keuangan dengan mengantisipasi sentiment pasar yang membuat pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2% pada pembukaan perdagangan tanggal 8 April 2025, sementara nilai tukar rupiah melemah ke rekor terendah. Sehingga otoritas terkait wajib untuk merespons dengan intervensi di berbagai pasar keuangan untuk menstabilkan situasi.
Pembentukan Dana Kekayaan Negara (Danantara) yang menjadi bagian dari cita-cita Pemerintah untuk memupuk kekayaan negara baru yang bertujuan mengelola aset publik senilai kurang lebih $900 miliar Rupiah. Inisiatif ini diharapkan dapat menggebrak perekonomian dengan mendorong investasi domestik dan meningkatkan peran Indonesia di kancah ekonomi global.
Perbandingan dengan Kebijakan Negara Lain
Gebrakan ekonomi yang dicanangkan Pemerintah Indonesia tersebut adalah bagian realitas tanggung jawab Negara dalam mewujudkan ketahanan ekonomi dalam gejolak ekonomi dunia saat ini. Secara global, dalam menghadapi tarif impor yang diberlakukan oleh AS, berbagai negara mengambil pendekatan berbeda sesuai dengan kondisi dalam negeri dan geopolitik Kawasan negara tersebut berada. Hal ini antara lain tercermin dari sikap negara-negara sebagai berikut:
Malaysia sebagaimana dikutip dari The Australian,com melalui Pemimpin Negaranya Perdana Menteri Anwar Ibrahim langsung memimpin respons Keketuaan ASEAN yang saat ini diemban dengan mengajak negara-negara di Kawasan ASEAN bersatu terhadap kebijakan tarif timbal balik Amerika Serikat, dengan menekankan pentingnya rantai pasokan yang terbuka dan konsultasi dengan negara-negara tetangga.
Berikutnya dari Negara China sebagai pesaing utama dalam perang dagang dengan Amerika Serikat berdasarkan informasi yang dihimpun dari wall street journal menanggapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dengan memberlakukan tarif balasan secara tegas sebesar 34% pada barang-barang AS, dan ini juga menunjukkan pendekatan yang lebih konfrontatif dalam perang dagang dengan negara rivalnya tersebut
Sedangkan negara tetangga Amerika Serikat yaitu Kanada dan Meksiko memiliki pendekatan yang berbeda terhadap tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Kanada merespons dengan tegas melalui penerapan tarif balasan sebesar 25% pada barang-barang impor dari Amerika Serikat, termasuk kendaraan yang tidak memenuhi standar Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA). Kanada juga menargetkan barang-barang konsumen AS seperti jus jeruk, selai kacang, dan produk baja dalam langkah-langkah balasannya. Sementara itu, Meksiko mengambil pendekatan yang lebih hati-hati daripada menerapkan tarif balasan, meskipun opsi tersebut tidak sepenuhnya dikesampingkan. Meksiko juga meluncurkan "Plan México," sebuah program ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat produksi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor, terutama di sektor otomotif dan infrastruktur.
Analisis dan Hasil Riset terhadap Gebrakan Ekonomi Indonesia
Beberapa penelitian dan laporan ekonomi yang telah dirilis sebelumnya oleh Lembaga ekonomi dalam dan luar negeri juga mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia yang tercermin diantaranya melalui hasil-hasil riset terkait:
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, dengan salah satunya datang dari Laporan dari LPEM FEB UI dalam Macroeconomics Analysis Series Tahun 2025 yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,0% hingga 5,1% untuk tahun 2025. Dimana hal itu mencerminkan adanya optimisme pasar terhadap kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan
Ketahanan terhadap Guncangan Eksternal dimana salah satunya berdasarkan analisis dari BNP Paribas Economic Research yang menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang kuat, negara ini tetap rentan terhadap guncangan eksternal, menekankan pentingnya kebijakan yang adaptif dan responsif.
Outlook Ekonomi Indonesia antara lain yang pernah disampaikan oleh AMRO Asia dalam laporannya: Strengthening Policy Synergy for Indonesia’s Stability and Growth yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,0% pada 2025, dimana hal ini antara lain didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan koordinasi kebijakan yang efektif.
Di tengah gejolak ekonomi dunia yang dipicu oleh perang tarif dan proteksionisme, Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonominya. Sarasehan Ekonomi Nasional Tahun 2025 yang baru berakhir seakan menegaskan komitmen para pemangku kepentingan untuk memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi Indonesia. Dengan menekankan kemandirian ekonomi melalui swasembada dan industrialisasi, serta kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, acara ini mencerminkan optimisme bahwa Indonesia mampu memanfaatkan peluang di tengah tantangan global. Forum ini menjadi pijakan strategis untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan siap menghadapi dinamika ekonomi dunia.
*) Dr. M. Lucky Akbar, S.Sos, M.Si adalah Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi