Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Saifuddin Provinsi Jambi Adi Setiadi mengatakan wilayah itu diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian dua Oktober 2019.
"Berdasarkan analisa dan pengamatan memprediksi September ini peluang hujan di Jambi sangat kecil, diprediksi mulai memasuki hujan pada dasarian II Oktober," kata Adi Setiadi di Jambi, Minggu.
Meski demikian, kemungkinan hujan dengan intensitas ringan bisa terjadi, namun sifatnya sporadis dan tidak signifikan. Hujan ringan seperti itu terutama di Jambi bagian barat.
Ia menyebutkan tekanan bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, dimana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan.
Tapi, ketika matahari sudah berada di selatan pada Oktober sampai Februari, hujan akan lebih intensif karena selatan lebih hangat dibandingkan dengan utara.
"Untuk wilayah Jambi, kawasan Jambi bagian barat, seperti Kerinci, Sungai Penuh dan Merangin itu diperkirakan memasuki hujan lebih awal, sedangkan untuk wilayah tengah dan timur, termasuk Kota Jambi ini baru memasuki pada Oktober, dasarian II," katanya.
Artinya, pada saat itu intensitas hujan lebih intensif di atas 60 milimeter, sehingga akan cukup efektif untuk mengatasi fenomena kebakaran hutan dan lahan.
"Sekarang kalaupun dipaksakan rekayasa cuaca melalui hujan buatan, akan kurang efektif," kata Adi.
Sementara itu berdasarkan pantauan, kabut asap tipis hingga sedang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Jambi, antara lain di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Kota Jambi, Muarojambi, Tebo dan Merangin.
Daerah itu mengeluarkan pengumuman kualitas udara di daerah itu dampak kabut asal yang disosialisasikan melalui media sosial, cetak dan radio.
Sementara itu upaya antisipasi karhutla terus dilakukan, termasuk aksi pemadaman juga rutin digelar setiap hari dilakukan Satgas Karhutla di masing-masing kabupaten/kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Berdasarkan analisa dan pengamatan memprediksi September ini peluang hujan di Jambi sangat kecil, diprediksi mulai memasuki hujan pada dasarian II Oktober," kata Adi Setiadi di Jambi, Minggu.
Meski demikian, kemungkinan hujan dengan intensitas ringan bisa terjadi, namun sifatnya sporadis dan tidak signifikan. Hujan ringan seperti itu terutama di Jambi bagian barat.
Ia menyebutkan tekanan bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, dimana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan.
Tapi, ketika matahari sudah berada di selatan pada Oktober sampai Februari, hujan akan lebih intensif karena selatan lebih hangat dibandingkan dengan utara.
"Untuk wilayah Jambi, kawasan Jambi bagian barat, seperti Kerinci, Sungai Penuh dan Merangin itu diperkirakan memasuki hujan lebih awal, sedangkan untuk wilayah tengah dan timur, termasuk Kota Jambi ini baru memasuki pada Oktober, dasarian II," katanya.
Artinya, pada saat itu intensitas hujan lebih intensif di atas 60 milimeter, sehingga akan cukup efektif untuk mengatasi fenomena kebakaran hutan dan lahan.
"Sekarang kalaupun dipaksakan rekayasa cuaca melalui hujan buatan, akan kurang efektif," kata Adi.
Sementara itu berdasarkan pantauan, kabut asap tipis hingga sedang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Jambi, antara lain di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Kota Jambi, Muarojambi, Tebo dan Merangin.
Daerah itu mengeluarkan pengumuman kualitas udara di daerah itu dampak kabut asal yang disosialisasikan melalui media sosial, cetak dan radio.
Sementara itu upaya antisipasi karhutla terus dilakukan, termasuk aksi pemadaman juga rutin digelar setiap hari dilakukan Satgas Karhutla di masing-masing kabupaten/kota.
Editor : Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019