Jambi (ANTARA) - Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan yang dilaksanakan selama enam hari atau mulai 17-22 Oktober 2023, menyasar pada prioritas daerah atau kabupaten dan kota yang terdampak kabut asap cukup parah.
"TMC selama enam hari ini untuk area terbang pesawat yang menyemai garam dan air di udara khusus pada daerah yang diprioritaskan seperti Kota Jambi, Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Batanghari dan Sarolangun," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Provinsi Jambi Anisa Fauziah di Jambi Kamis.
Dia juga menambahkan kegiatan TMC itu dilakukan dengan telah berkoordinasi dengan pihak BNPB, Smart Aviation, BRIN, dan BMKG, sehingga hari ini, TMC dilakukan sebanyak dua kali penyemaian yakni pada pukul 12.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB dengan bahan semai garam (CaCl) 30 Kg dan air (H²O) 1.500 liter.
TMC itu dilakukan pada wilayah Provinsi Jambi namun cuman ada bidikan wilayah yang menjadi prioritas utama, karena menjadi catatan khusus tim Satgas karhutla yang menilai daerah atau kota tersebut merupakan daerah yang terdampak akibat asap tebal dan disana ada terjadi kebakaran hutan dan lahan dimana TMC itu dilakukan agar bisa membantu turunnya hujan di wilayah tersebut dan itu sudah dibuktikan daerah yang jadi sasaran turun hujan.
TMC itu dilakukan karena adanya awan potensi hujan yang diharapkan dapat membasahi wilayah-wilayah yang menjadi target dan intensitas hujan itu dapat meningkat dari prediksi awal.
Pelaksanaan TMC kali ini bisa dilakukan pada ujung musim kemarau yang dapat dilakukan apabila ada temukan awan potensi hujan walaupun di wilayah itu terjadi kabut asap yang sangat tebal.
"Hari ini TMC sudah terbukti bisa menurunkan hujan lebat di wilayah Kota Jambi dan sekitarnya seperti Kabupaten Muarojambi dan wilayah sekitarnya," kata Anisa Fauziah.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi kembali melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membantu mempercepat proses turunnya hujan dan TMC sudah dilaksanakan sejak 17 Oktober lalu dan akan berakhir 22 Oktober 2023 dengan area terbang di wilayah Provinsi Jambi dengan beberapa bidikan wilayah yang menjadi prioritas.