Hari terakhir pameran seni rupa "Inklusivitas" dari mahasiswa Institut Seni Indonesia Padangpanjang di Museum Siginjei Kota Jambi diserbu pengunjung dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Ini hari terakhir kegiatan pameran seni rupa ini yang berlangsung 26-28 November 2019," kata Afrian, mahasiswa seni ruma ISI Padangpanjang di lokasi pameran, Rabu.
Pameran seni rupa yang merupakan hasil kerja sama ISI Padangpanjang dengan Pemprov Jambi melalui UPT Museum Siginjei tersebut menampilkan sebanyak 10 lukisan, belasan foto serta beberapa karya tiga dimensi.
Karya yang dipamerkan antara lain karya seni dua dimensi dan tiga dimensi. Selain itu juga menampilkan foto dari mahasiswa desain grafis serta film pendek karya mahasiswa.
"Tak hanya mahasiswa seni rupa yang berpameran di sini, ada juga dari jurusan desain grafis dan film. Kita bareng menggarapnya, antusiasme pengunjung terutama pelajar cukup tinggi," katanya.
Salah satu karya seni rupa yang dipamerkan berjudul "Asal Usul Donat Bolong" yang merupakan lukisan hasil imajinasi. Selain itu juga ada karya seni rupa berjudul "beruang madu", juga judul "makan bersama".
Pada Kamis siang, puluhan anggota Pramuka menyerbu ruangan pameran seni rupa tersebut untuk melihat karya seni yang dipamerkan. Mereka menyempatkan berfoto ria di dalam ruangan pameran berukuran delapan kali sepuluh meter itu.
Mereka memangaatkan gambar dan karya seni lainnya yang dipamerkan sebagai back ground foto masing-masing.
"Ada juga alat musik tradisional yang dipamerkan, juga karya batik," kata mahasiswa itu.
Dalam tiga hari pamerannya, juga ditampilkan film karya mahasiswa yang ditiap dua judul sehari. Judul film yang diputar di Museum Siginjei itu adalah Jalak Heroes, Dubilah, Pesawat Kertas, Adit dan Jandi dan Gaun Merah Muda.
Pada kesempatan itu juga ditayangkan film dokumenter Senarai Sejarah Jambi.
"Pemutaran film di ruang introduction Museum Siginjei," kata salah seorang petugas Museum Siginjei.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Ini hari terakhir kegiatan pameran seni rupa ini yang berlangsung 26-28 November 2019," kata Afrian, mahasiswa seni ruma ISI Padangpanjang di lokasi pameran, Rabu.
Pameran seni rupa yang merupakan hasil kerja sama ISI Padangpanjang dengan Pemprov Jambi melalui UPT Museum Siginjei tersebut menampilkan sebanyak 10 lukisan, belasan foto serta beberapa karya tiga dimensi.
Karya yang dipamerkan antara lain karya seni dua dimensi dan tiga dimensi. Selain itu juga menampilkan foto dari mahasiswa desain grafis serta film pendek karya mahasiswa.
"Tak hanya mahasiswa seni rupa yang berpameran di sini, ada juga dari jurusan desain grafis dan film. Kita bareng menggarapnya, antusiasme pengunjung terutama pelajar cukup tinggi," katanya.
Salah satu karya seni rupa yang dipamerkan berjudul "Asal Usul Donat Bolong" yang merupakan lukisan hasil imajinasi. Selain itu juga ada karya seni rupa berjudul "beruang madu", juga judul "makan bersama".
Pada Kamis siang, puluhan anggota Pramuka menyerbu ruangan pameran seni rupa tersebut untuk melihat karya seni yang dipamerkan. Mereka menyempatkan berfoto ria di dalam ruangan pameran berukuran delapan kali sepuluh meter itu.
Mereka memangaatkan gambar dan karya seni lainnya yang dipamerkan sebagai back ground foto masing-masing.
"Ada juga alat musik tradisional yang dipamerkan, juga karya batik," kata mahasiswa itu.
Dalam tiga hari pamerannya, juga ditampilkan film karya mahasiswa yang ditiap dua judul sehari. Judul film yang diputar di Museum Siginjei itu adalah Jalak Heroes, Dubilah, Pesawat Kertas, Adit dan Jandi dan Gaun Merah Muda.
Pada kesempatan itu juga ditayangkan film dokumenter Senarai Sejarah Jambi.
"Pemutaran film di ruang introduction Museum Siginjei," kata salah seorang petugas Museum Siginjei.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019