Bank Indonesia Provinsi Jambi memperkirakan secara bulanan Provinsi Jambi mengalami inflasi  pada Mei 2021 yang disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman,  tembakau serta transportasi.

Kepala KPw Bank Indonesia  Provinsi Jambi,  Suti Masniari Nasution saat High Level Meeting Provinsi Jambi Semester 1 2021 Selasa (4/5) menyebutkan,   tekanan inflasi pada Mei 2021 diperkirakan mengalami peningkatan dikarenakan naiknya permintaan masyarakat  menjelang idul fitri.

"Namun secara keseluruhan tahun 2021 masih  berada pada kisaran inflasi nasional sebesar 3 persen plus minus satu, "sebut Suti di Jambi.

Lanjutnya adapun asumsi proyeksi inflasi daerah Jambi yakni  pemulihan ekonomi  pasca pandemi yang meningkatkan aktivitaa usaha dan permintaan maayarakat. Selain iti,  dari sisi transportasi adanya penyesuaian  tarif angkutan udara oleh maskapai penerbangan pasca pencabutan larangan mudik  setelah idul fitri dipertengahan Mei nanti.

"Masih adanya dampak kenaikan harga eceran rokok seiring dengan  kenaikan tarif cukai tembakau di tahun 2021 juga normalisasi tarif listrik sejalan dengan  pemulihan ekonomi, "terangnya.

Lanjut Suti, adapun faktor-faktor yang dapat menekan laju inflasi yakni distribusi vaksin membutuhkan  waktu relatif cukup lama dapat menahan pemulihan ekonomi. Selain itu,  pertumbuhan ekonomi di Jambi  yang beresiko bias bawah sehingga turut menahan permintaan serta larangan perjalanan luar kota yang diperpanjang oleh pemerintah.  Serta faktor yang meningkatkan laju inflasi yaitu anomali cuaca termasuk potensi terjadinya  La Nina yang lebih panjang beresiko masih cukup tingginya curah hujan dan dapat menggeser jadwal tanam dan peningkatan jumlah uang beredar dampak PEN.

Suti menambahkan pola inflasi bulanan dalam lima tahun terakhir  menunjukan pada periode HKBN  memiliki tendensi inflasi mtm yang lebih tinggi  dibandingkan rata-rata inflasi mtm sepanjang tahun.

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021