Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada 2021 diprakirakan tumbuh positif pada kisaran 2,64 persen  sampai  3,04 persen (yoy)  dan menguat dibanding tahun sebelumnya.

Hal tersebut didorong pulihnya perekonomian global dan domestik pasca pandemi COVID-19.  Relaksasi pembatasan sosial seiring implementasi vaksin dan penanganan COVID-19 yang semakin baik akan mendorong normalisasi mobilitas manusia dan barang, yang kemudian meningkatkan permintaan domestik serta aktivitas produksi.

"Secara sektoral peningkatan ekonomi daerah terutama akan bersumber dari perbaikan lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan," terang Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Suti Masniari Nasution di Jambi.

Kinerja lapangan usaha pertanian didorong oleh membaiknya produktivitas tanaman perkebunan disertai peningkatan harga komoditas.  Pertumbuhan lapangan usaha pertanian  didorong oleh perbaikan kinerja  komoditas kelapa sawit , karet, pulp and paper dan kopi.

Sementara,  kinerja lapangan usaha pertambangan akan didorong oleh meningkatnya produksi sejalan dengan membaiknya harga komoditas energi primer paska mulainya aktivitas ekonomi negara  mitra dagang utama.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran kinerja lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan akan menopang  akselerasi ekspor dan konsumsi rumah tangga.  investasi juga diperkirakan  meningkat terutama didorong oleh  optimisme pelaku usaha ditenah perbaikan  kondisi ekonomi secara umum.

"Selain itu rencana investasi yang tertunda pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19  akan direalisasikan pada tahun 2021," ujarnya,

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi 0,33 persen  (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,99 persen  (yoy), namun masih berada di bawah pertumbuhan triwulan I 2020 sebesar 1,97 persen  (yoy). Penurunan kinerja ekonomi masih disebabkan oleh aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang belum pulih sepenuhnya memasuki new normal.

Meskipun berbagai negara sempat melonggarkan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial, peningkatan risiko gelombang baru COVID-19 akibat mutasi virus mengakibatkan sejumlah negara kembali menerapkan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial secara ketat sehingga menahan pemulihan perdagangan global dan mobilitas masyarakat. 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021