Pendidikan merupakan hal utama setiap manusia untuk dapat berpikir lebih maju. Pendidikan ialah upaya atau suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan maupun keahlian dalam kehidupan.

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan figur utama yang berperan penting dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru itu diantaranya merancang pembelajaran, mengelola pembelajaran, bahkan sebagai evaluator.

Anjuran tentang social distancing atau belajar jarak jauh dengan sistem pembelajaran online untuk para siswa merupakan sebuah hal atau aktivitas yang memerlukan adaptasi baru. Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara luring (luar jaringan) kini dilakukan secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-masing sekolah.

Melihat dan mendengar keluhan siswa bahwa guru memberikan tugas hanya melalui whatsapp maupun google classroom. Masih banyak siswa dan orang tua yang mengeluh karena tidak diberikan penjelasan yang detail dengan demikian banyak siswa yang tidak paham materi tetapi tetap diberi tugas selanjutnya.

Sebenarnya banyak aplikasi yang biasa digunakan untuk mendukung proses penyampaian materi pembelajaran sehingga siswa merasa tidak ada beda antara belajar daring dengan belajar luring. Salah satunya yang bisa digunakan seperti google meet,zoom meeting,  breakout rooms, kahoot, dan mentimeter untuk proses pembelajaran tatap maya dengan siswa.

Apalagi disekolah guru difasilitasi dengan adanya ID Belajar yang didalamnya terdapat aplikasi-aplikasi yang mendukung seperti gogle meet, google sheet, jamboard, dan masih banyak lagi. Sehingga memudahkan guru dan siswa melakukan proses pembelajaran.

Aplikasi di atas, tentunya antara guru dan siswa harus memiliki android/laptop serta paket internet. Di kelas VI SDN 47 Kota Jambi contohnya, pengajar  melakukan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang didapatkan dari pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation.

Sebelum melakukan tatap maya atau meet, guru harus membuat link terlebih dahulu (sehari sebelum pembelajaran) kemudian link tersebut dikirim melalui grup whatsapp. Dalam prosesnya guru menayangkan satu video yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Setelah menonton video, guru meminta siswa untuk memberikan komentar/pendapat secara umum terkait video tersebut (yang dituliskan di Mentimeter). Selanjutnya membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dibuatkan Breakout Rooms (BOR) untuk berdiskusi tentang merumuskan dan menetapkan penerapan nilai-nilai Pancasila berdasarkan video yang ditayangkan.

Kegiatan selanjutnya membimbing siswa melakukan penyelidikan tentang penerapan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi.

Hasil diskusi dituangkan pada LKPD yang telah disediakan dalam bentuk Mind Mapping, Flowcart, atau table. Setelah diskusi, semua siswa kembali ke room utama untuk mempresentasikan dan saling bertukar pikiran hasil diskusinya.

Tak lupa memberikan pujian terhadap hasil kelompok. Setelah semua kelompok sudah presentasi,  kemudian mengajak siswa untuk aktif di Jamboard untuk menganalisis dampak dan memecahkan masalah dari tidak adanya penerapan nilai-nilai Pancasila.

Tanggapan yang dibuat di Jamboard bisa menggunakan sticky note yang ada di aplikasi tersebut. Terakhir pengajar mengevaluasi ketercapaian pemahaman materi pembelajaran dengan memberikan soal-soal menggunakan aplikasi Kahoot.

Di mana ini merupakan aplikasi game yang sangat sederhana namun bias menyenangkan siswa karena skor yang diperoleh siswa lansung terlihat disana, disamping itu juga bisa melihat siapa-siapa yang sudah mengerjakan, sedang mengerjakan, dan belum mengerjakan soal-soal tersebut.

Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan beberapa aplikasi yang mendukung yang sudah disiapkan diharapkan siswa dituntun untuk melakukan konsep MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi) Program PINTAR Tanoto Foundation.

Salah seorang siswa , Quinsha Virginia Alfizya mengaku senang dengan pembelajaran yang menggunakan beragam aplikasi seperti Kahoot, Jamboard dan Mentimeter yang dapat memudahkannya memahami pelajaran dengan baik.

“Belajar tidak terasa, senang. Karena sambil bermain,” ujar Quinsha.

Sedangkan Kevin Andra mengatakan akan mencoba kembali di lain waktu untuk lebih mengenal ragam aplikasi tersebut.

“Saya akan mengulanginya lagi sendiri, seru. Seperti main games,” ujar Kevin.

Penulis
Dewi Sutria, S.Pd., M.Pd
Guru SDN 47 Kota Jambi


 

Pewarta: Dewi Sutria

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021