Gubernur Riau  Syamsuar melakukan penanaman padi bibit unggul di Desa Bina Maju, Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Sabtu (09/10) untuk memperkuat ketahanan pangan di di provinsi itu.

"Di Provinsi Riau, dalam 10 tahun terakhir hasil pertanian dan perkebunan secara keseluruhan baik, bahkan ekspor pertanian maupun perkebunan di Riau tahun 2021 tertinggi. Ekspor Riau nomor dua secara nasional setelah Jawa Timur," kata Syamsuar dalam keterangannya kepada media, Sabtu.

Pada kesempatan itu Syamsuar mengucapkan terima kasih banyak kepada petani karena telah berkerja keras sehingga ekspor pertanian dan perkebunan di Riau meningkat.

Melihat kondisi geografis dan kendala petani padi di Meranti ini, Gubri Syamsuar menawarkan solusi, yakni perlu dilakukan normalisasi sungai agar irigasi terbantu dalam mengairi areal persawahan.

"Irigasi dan normalisasi sungai akan dibangun untuk petani padi di Meranti, sebab keberadaan irigasi sangat mempengaruhi kualitas produksi padi," kata Syamsuar.

Tanam padi perdana di Kabupaten Kepulauan Meranti, berasal dari bantuan APBN dan APBD Riau tahun 2021. Kemudian, bantuan dari APBN sebanyak 364 hektar untuk padi rawa, 75 hektar padi khusus, 40 hektar jagung hybrida, 20 hektar penangkaran padi, 1 unit UV dryer, dan 1 unit combine harvester kecil.

Sedangkan dari APBD Provinsi Riau, padi ekstensintifikasi/IP seluas 500 hektare penangkar padi seluas 30 hektare, power threser sebanyak 5 unit.

Kegiatan penanaman padi perdana, dengan tema "Jaga Kampung, Ketahanan Pangan, padi untuk Rakyat", juga dihadiri Wakil Bupati Meranti AKBP (Purn) Asmar, Wakil Ketua DPRD Meranti, Iskandar, sejumlah anggota DPRD Meranti, Kepala BPBD Riau, Edi Afrizal, tokoh masyarakat Riau asal Meranti, Wan Abu Bakar.

Wakil Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) Asmar, mengatakan dengan kehadiran gubernur Riau ini, tentunya menjadi semangat bagi petani di Meranti sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian padi dan perluasan lahan pertanian padi.

"Hambatan petani pada saat ini hanya karena infrastruktur yang belum mendukung sehingga panen padi gagal akibat air laut berasa asin masuk ke ladang petani. Tidak hanya gagal panen padi, luas lahan pertanian padi juga terjadi pengurangan karena tanggul jebol dan air asin masuk ke ladang petani," ucap Asmar.

Di Meranti kata Asmar, sebelumnya luas pertanian padi seluas 4,8 hektare. Namun terus menurun, dan hasil pertanian padi di Meranti dari luas perkebunanan ini belum bisa memenuhi kebutuhan beras di Meranti sebanyak 26,22 ton. ***1***T.F011

Pewarta: Frislidia

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021