Suasana penuh keceriaan terlihat di halaman belakang Museum Siginjei Jambi pada Rabu (13/10) puluhan siswa SMP di Kota Jambi sibuk bermain permainan tradisional enggrang.

Kepala Museum Siginjei Jambi,Nurlaini mengatakan  Museum Siginjei Jambi kembali menggelar lomba permainan tradisional. Kali ini dengan mengajak siswa SMP Kota Jambi, pihaknya memperlombakan permainan tradisional enggrang.

"Ini masih dalam agenda hari Museum Nasional, selain pameran kemarin kita juga gelar perlombaan ini," kata Nurlaini.

Wanita yang akrab disapa Leni ini menjelaskan,  permainan enggrang menjadi salah satu jenis permainan tradisional yang dipilih museum Siginjei Jambi untuk dilombakan.  Alasan memilih permainan tradisional ini karena permainan tradisional saat ini sudah hampir punah dan jarang dimainkan oleh anak-anak .

Sebagai institusi yang bertugas untuk melestarikan kebudayaan, Museum Siginjei Jambi  agresif memperkenalkan permainan tradisional ini.  Menurut Leni, dalam permainan tradisional banyak pelajaran yang dapat diambil oleh para pemain.  Melalui permainan tradisional pula dapat menanamkan pentingnya kerjasama antar pemain sehingga akan menumbuhkan rasa kebersamaan kepada anak-anak.

Leni menjelaskan, dalam permainan tradisional  enggrang ini akan menggambarkan sifat saling gotong royong antar pemain dalam merebut kemenangan masing-masing. Hal inilah diakuinya  yang secara tersirat akan didapatkan oleh anak-anak setiap memainkan permainan ini.

"Setiap permainan tradisional ini ada makna dan pelajaran  yang dapat diambil oleh pemain, kerjasama, gotong royong dan kekompakan," tegasnya.

Antusias

Dalam lomba permainan tradisional  kali ini sebanyak 22 sekolah SMP di Kota Jambi yang mengikutinya. Setiap sekolah membawa 3 siswa untuk mengikuti perlombaan. Bukan saja sekedar untuk memberikan edukasi,  permainan enggrang juga termasuk olahraga tradisional sehingga dalam perlombaan ini Museum Siginjei melibatkan Dinas Pemuda dan Olahraga sebagai juri.

"Kami juga memberikan hadiah bagi para pemenang, ini menjadi penyemangat bagi anak-anak," ujarnya.

Perlombaan permainan tradisional dikatakan Leni bukanlah pertama kali diadakan oleh Museum Siginjei. Beberapa bulan lalu Museum juga mengadakan perlombaan permaianan tradisional yang melibatkan siswa serta guru.

"Ini upaya kami untuk melestarikan permainan tradisional sehingga sering mengadakan perlombaan," sebutnya.

Tidak dipungkiri, perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan diberbagai aspek kehidupan. Menurut Leni, saat ini semakin sulit menemukan anak-anak kecil yang masih memainkan permainan tradisional seperti ini.

Kemunculan gawai yang sangat ini hampir dimiliki oleh semua orang dapat merubah gaya hidup termasuk semakin hilangnya minat anak-anak untuk memainkan permainan tradisional. Dirinya menegaskan bahwa permainan tradisional semacam ini jangan sampai hilang, tugas semua lapisan masyarakat yang melestarikan permainan tradisional.

"Jangan sampai hilang," ucapnya.

Leni merasakan antusias yang besar dari para guru dan siswa yang mengikuti perlombaan permainan tradisional engrang ini. Dirinya berharap ini akan menjadi langkah bagi anak muda untuk melestarikan permainan tradisional. Ke depannya Museum Siginjei secara  berkelanjutan akan terus mengadakan perlombaan permainan tradisional ini baik dengan sasaran target yang berbeda maupun dengan jenis permainan yang berbeda pula.

"Walaupun hari ini hujan tapi anak-anak dan guru pendamping tetap antusias, kita terharu bahwa semangat melestarikan budaya kita melalui permainan tradisional masih ada. Mudah-mudahan anak-anak semakin berminat," bebernya.

Senada, guru pendamping asal SMP 11 Kota Jambi, Atika mengatakan siswanya antusias mengikuti perlombaan ini. Meski sekolahnya mendapatkan predikat harapan 2 namun dirinya bangga kepada para siswa yang memiliki semangat untuk ikut berkontribusi dalam melestarikan kebudayaan yang dimiliki bangsa ini.

Tentunya ini bukan kali pertama sekolahnya mengikuti event yang diadakan Museum Siginjei ini, diakuinya beberapa waktu lalu juga sudah mengikuti perlombaan permainan tradisional dengan jenis permainan yang berbeda.

"Alhamdulillah siswa kami dapat ikut berpartisipasi. Anak-anak juga ceria dan senang ikut perlombaan ini, Ini juga ajang bagi kita semua untuk kembali mempopulerkan permainan ini,"ujarnya.

Sementara itu, guru pendamping lainnya yakni Ning menjelaskan jika permainan tradisional enggrang juga termasuk dalam olahraga tradisional. Sebagai guru olahraga dirinya juga memasukkan pelajaran permainan tradisional dalam materi pembelajaran.

"Mungkin tidak semua sekolah ada olahraga tradisional di sekolahnya karena itu tergantung kreatifitas guru olahraganya masing-masing. Saya sendiri mengajarkan olahraga tradisional ini kepada siswa dan didukung pula oleh sekolah yang menyediakan fasilitasnya," terangnya.

Perlombaan enggrang yang digelar Museum Siginjei ini juga menerapkan protokol kesehatan dimana selama perlombaan siswa tetap diwajibkan menggunakan masker.

Kegiatan museum

Keseruan di halaman Museum Siginjei tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Museum Nasional. Selain menggelar permainan enggrang, museum yang berlokasi di kawasan Broni  tepatnya di Jalan Slamet Riyadi Kota Jambi tersebut menggelar pameran alat angkut dan transportasi tradisional Jambi.

Pameran tersebut merupakan upaya untuk edukasi dan mengenal kembali alat angkut dan transportasi yang digunakan masyarakat Jambi tempo dulu, yang sebagian besar diantaranya saat ini sudah ditinggalkan. Pameran yang digelar lebih sepekan tersebut juga menunjukkan kreatifitas dan kemampuan adaptasi masyarakat Jambi menemukan alat yang efektif untuk mendukung aktifitas sehari-hari mereka.

Selain pameran tetap, Museum Siginjei Jambi  juga menyelenggarakan kegiatan penunjang, baik yang dilaksanakan di museum maupun di luar, seperti pameran khusus, pameran keliling, museum masuk sekolah, seminar, sarasehan, penyajian audio visual, pagelaran seni, ceramah, lomba bagi anak-anak sekolah, penelitian dan bimbingan siswa praktek atau magang.




 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021