Harga emas bertahan stabil di perdagangan Asia pada Senin pagi, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi mengimbangi sentimen pembelian safe-haven yang dipicu lonjakan infeksi COVID-19 secara global yang didorong oleh varian Omicron.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mengakhiri tahun 2021 dengan kenaikan imbal hasil terbesar sejak 2013.
Baca juga: Emas bertahan di Asia, pelemahan dolar imbangi tekanan imbal hasil
Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.
Di sisi lain, lebih dari 4.000 penerbangan dibatalkan di seluruh dunia pada Minggu (2/1/2022), lebih dari setengahnya adalah penerbangan di AS, menambah jumlah gangguan perjalanan minggu liburan karena cuaca buruk dan lonjakan kasus COVID-19.
Infeksi di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi selama periode tujuh hari terakhir, dengan rata-rata lebih dari satu juta kasus terdeteksi per hari antara 24 dan 30 Desember, menurut data Reuters.
Baca juga: Emas jatuh 5,1 dolar tertekan imbal hasil obligasi AS yang lebih kuat
Wall Street ditutup mendekati rekor tertinggi dalam perdagangan ringan Jumat lalu (31/12/2021), hari perdagangan terakhir tahun 2021, menandai tahun kedua pemulihan dari pandemi.
Diskon emas di India melebar ke level tertinggi dalam lima bulan di minggu terakhir tahun 2021 karena konsumen di negara-negara besar Asia menahan pembelian hingga liburan akhir tahun di tengah pembatasan baru terkait virus.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 23,23 dolar AS per ounce, platinum naik 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 970,27 dolar AS, dan paladium naik 0,6 persen menjadi di perdagangkan di 1.903,39 dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022