Menjaga kesehatan mulut selama berpuasa di bulan Ramadhan bukan cuma soal menyikat gigi setelah makan, tetapi juga dengan tidak merokok, kata drg. Rosdiana Nurul Annisa, Sp.KG dari Universitas Indonesia.
"Hindari rokok, karena rokok itu panas sehingga menyebabkan mulut kering," kata Rosdiana kepada ANTARA, Minggu.
Ketika berpuasa selama belasan jam, produksi air liur yang berfungsi jadi pembersih rongga mulut berkurang karena tidak ada aktivitas makan dan minum selama beberapa waktu. Mulut yang kering meningkatkan peluang bagi bakteri dan virus dalam menyerang gigi dan gusi, berujung kepada penyakit dan bau mulut yang tidak sedap.
"Bau mulut bisa disebabkan oleh fisiologis dan patologis," jelas dokter yang praktik di RS Pelni itu.
Dia mencontohkan, bau mulut fisiologis disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu yang menimbulkan aroma, misalnya pete, jengkol atau makanan yang mengandung banyak bawang. Jika ingin bebas bau mulut, dia menyarankan untuk menghindari atau mengurangi asupan makanan tersebut.
"Patologis bisa karena ada gigi berlubang, jadi makanan terjebak di lubang dan sulit dibersihkan, ada bakteri di sana sehingga bikin bau tidak nyaman," ujar dia.
Karang gigi juga dapat jadi penyebab bau mulut patologis. Dengan menyelesaikan masalah-masalah yang ada di rongga mulut, seperti membersihkan karang gigi dan menambal gigi berlubang, maka bau mulut dapat diatasi.
Dikutip dari The Daily Star, membersihkan sela-sela gigi setelah buka puasa dan sahur diperlukan agar tidak ada makanan yang menyangkut di antara gigi. Kemudian sikatlah gigi selama dua menit setelah setelah sahur dan sebelum tidur, jangan lupa untuk membersihkan permukaan lidah.
Berkumur dengan cairan obat kumur juga dibolehkan, tapi sebaiknya jangan pilih cairan yang mengandung alkohol.
"Karena alkohol membuat mulut kering," kata Rosdiana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
"Hindari rokok, karena rokok itu panas sehingga menyebabkan mulut kering," kata Rosdiana kepada ANTARA, Minggu.
Ketika berpuasa selama belasan jam, produksi air liur yang berfungsi jadi pembersih rongga mulut berkurang karena tidak ada aktivitas makan dan minum selama beberapa waktu. Mulut yang kering meningkatkan peluang bagi bakteri dan virus dalam menyerang gigi dan gusi, berujung kepada penyakit dan bau mulut yang tidak sedap.
"Bau mulut bisa disebabkan oleh fisiologis dan patologis," jelas dokter yang praktik di RS Pelni itu.
Dia mencontohkan, bau mulut fisiologis disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu yang menimbulkan aroma, misalnya pete, jengkol atau makanan yang mengandung banyak bawang. Jika ingin bebas bau mulut, dia menyarankan untuk menghindari atau mengurangi asupan makanan tersebut.
"Patologis bisa karena ada gigi berlubang, jadi makanan terjebak di lubang dan sulit dibersihkan, ada bakteri di sana sehingga bikin bau tidak nyaman," ujar dia.
Karang gigi juga dapat jadi penyebab bau mulut patologis. Dengan menyelesaikan masalah-masalah yang ada di rongga mulut, seperti membersihkan karang gigi dan menambal gigi berlubang, maka bau mulut dapat diatasi.
Dikutip dari The Daily Star, membersihkan sela-sela gigi setelah buka puasa dan sahur diperlukan agar tidak ada makanan yang menyangkut di antara gigi. Kemudian sikatlah gigi selama dua menit setelah setelah sahur dan sebelum tidur, jangan lupa untuk membersihkan permukaan lidah.
Berkumur dengan cairan obat kumur juga dibolehkan, tapi sebaiknya jangan pilih cairan yang mengandung alkohol.
"Karena alkohol membuat mulut kering," kata Rosdiana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022