Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi masih bergerak melemah dipicu kekhawatiran terjadinya stagflasi.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.464 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.454 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena isu stagflasi," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Bank Dunia, dalam laporan riset yang dirilis semalam menyebut bahwa stagflasi karena kenaikan harga akibat Perang di Ukraina bisa memicu krisis keuangan di negara berkembang seperti kejadian pada 1970.

Selain itu, Bank Dunia menyebut bahwa resesi bakal sulit untuk dihindari. Untuk 2022, Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,1 persen menjadi 2,9 persen.

"Peringatan dari Bank Dunia ini bisa memberikan sentimen negatif ke nilai tukar emerging market terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Senada dengan Bank Dunia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memberikan peringatan soal potensi krisis keuangan akibat kebijakan pengetatan moneter AS. Indonesia dinilai juga bisa terkena getahnya.

"Selain itu, isu The Fed yang akan menaikkan kembali suku bunga acuan AS secara agresif juga masih menekan nilai tukar lain terhadap dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke level Rp14.500 per dolar AS dengan support di level Rp14.450 per dolar AS.

Pada Selasa (7/6), rupiah ditutup melemah 8 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.454 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.446 per dolar AS.

Baca juga: Bank Dunia pangkas perkiraan pertumbuhan global jadi 2,9 persen

Baca juga: Menkeu: Investasi dan konsumsi dorong ekonomi 2023 tumbuh 5,9 persen

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022