Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah seiring perhatian pasar terhadap kebijakan bank sentral global.
"Dolar AS tampak bergerak naik di awal sesi Selasa, walau pelaku pasar nampak masih akan berhati-hati menjelang laporan kebijakan moneter dari dua bank sentral global," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Bank of Japan (BOJ) akan melaporkan kebijakan moneternya pada pagi ini sekitar pukul 10.00 WIB dan The Federal Reserve AS pada Kamis (29/4/2021) mendatang pada pukul 01.00 WIB.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya berada di posisi 90,94, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,81.
Baca juga: Dolar terkerek menjelang pertemuan Fed
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,577 persen, naik tipis dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,570 persen.
AS juga akan merilis laporan House Price Index (HPI) pukul 20.00 WIB serta laporan CB Consumer Confidence dan Richmond Manufacturing Index pada pukul 21.00 WIB.
Data-data tersebut berpeluang menjadi penggerak bagi dolar AS dan dapat berimbas pada harga komoditas dan mata uang utama lainnya.
Pada Senin (26/4/2021) lalu, rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.485 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah tipis 3 poin
Baca juga: Yuan balik melemah 11 basis poin menjadi 6,4924 terhadap dolar AS