Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat terbawa sentimen pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan pembukaan pagi ini aset berisiko terlihat menguat dengan kenaikan indeks saham Asia mengikuti sentimen positif penguatan indeks saham AS dan Eropa akhir pekan lalu, karena potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Rupiah juga mungkin akan ikut menguat hari ini mengikuti sentimen positif tersebut," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjutnya, pasar masih memperhatikan perkembangan penularan COVID-19 yang terus meninggi yang dikhawatirkan akan melambatkan kembali pemulihan ekonomi.
Pada Minggu (12/7) kemarin Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) melaporkan kenaikan penularan global tertinggi dalam 24 jam sebesar 230 ribu lebih kasus.
"Isu penularan COVID ini bisa memberikan tekanan kembali ke aset berisiko, termasuk rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp14.350 per dolar AS, dengan level resisten di kisaran Rp14.500 per dolar AS.
Pada Jumat (10/7) lalu, rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,28 persen menjadi Rp14.435 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.395 per dolar AS.