BKKBN Provinsi Jambi menggandeng Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jambi menggelar sosialisasi pencegahan stunting kepada ibu-ibu di Kelurahan Legok Kota Jambi, Jumat (15/7).

Adapun narasumber dalam sosialisasi itu yakni koordinator Bidang KS/PK BKKBN Jambi, Dra Sri Banun Saragih. Materi yang disampaikan yakni strategi pencegahan stunting dari hulu.

Dalam paparannya, Sri menjelaskan stunting merupakan ancaman pembangunan di masa yang akan datang karena berpengaruh pada rendahnya kualitas SDM, rendahnya kemampuan kognitif, meningkatnya risiko penyakit tidak menular dan stunting pada usia dewasa.

Indonesia katanya masih memiliki angka prevalensi stunting di atas standar yang ditoleransi WHO (di bawah 20 persen): 27,67 persen (SSGBI 2019), menurun menjadi 24,4 persen (SSGI, 2021).  

Sri mengatakan, seorang anak dikategorikan stunting bila tinggi badannya dibawah dari anak seusianya sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Sesuai dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) menurut Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang standar antropometri, stunting adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi (pendek/stunted) dan kurang dari -3SD (sangat pendek/severely stunted). 

"Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi Intervensi paling menentukan pada 1.000 HPK,' jelasnya.

Sementara strategi pencegahan stunting dari hulu kata Sri, yakni skrining atau mendeteksi risiko melahirkan anak stunting sejak Catin/Calon PUS yang dilakukan dengan melakukan skrining kesiapan menikah dan hamil

Kemudian edukasi kespro dan gizi, yakni hasil skrining merupakan potret kondisi kesiapan menikah dan hamil yang harus dipahami oleh setiap Catin/Calon PUS sehingga menjadi input dalam melakukan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi

Selanjutnya pendampingan, yakni pendampingan Catin/Calon PUS untuk memastikan kondisi risiko stunting teridentifikasi, dipahami, dan ditindaklanjuti dengan upaya-upaya kesehatan dan peningkatan status gizi sehingga pada saat menikah berada dalam kondisi ideal.


Percepatan penurunan stunting kata Sri menjadi prioritas pembangunan, prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024.

"Strategi pencegahan Stunting dari hulu merupakan upaya preventif untuk memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil," kata Sri menambahkan.***
 

Pewarta: Dodi

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022