Dosen Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi (Unja), Uce Lestari, membuat inovasi spray anti-nyamuk dengan memanfaatkan limbah sawit jantan yang diberi nama Repellent Spray.

"Dengan banyaknya perkebunan tentu ada limbah yang tidak bisa di manfaatkan. Oleh karena itu, saya melakukan penelitian agar limbah sawit memiliki nilai ekonomi," kata Uce Lestari di Jambi, Senin.

Dia mengatakan bunga sawit jantan tidak dapat berkembang secara sempurna menjadi buah, sehingga bunga sawit jantan akan gugur dan terbuang. Bunga sawit jantan banyak mengandung senyawa estragole yang memiliki aroma khas dan menyengat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang digunakan untuk membunuh nyamuk dan serangga (repellent).



“Saat ini belum ada repelan spray ekstrak etanol cair bunga sawit jantan di pasaran," katanya.

Dia mengaku menemukan formula repelan spray ekstrak etanol cair bunga sawit jantan yang memiliki sifat fisik baik, stabil pada penyimpanan serta memiliki aktivitas sebagai penolak nyamuk secara alami serta aman dalam penggunaannya.

Pada penelitian ini dibuat tiga formula repelan spray, masing-masing formula mengandung ekstrak etanol cair bunga sawit jantan dengan konsentrasi lima,10, dan 15 persen.

"Setelah dilakukan evaluasi sifat fisik dan uji proteksi terhadap nyamuk, hasil uji proteksi Repellent Spray ekstrak etanol cair bunga sawit jantan terhadap nyamuk. Formula ketiga dengan konsentrasi 15 persen ditemukan bahwa hanya satu ekor nyamuk yang hinggap dari 25 ekor nyamuk, dibandingkan dengan formula lainnya," katanya.

Dengan tidak ada nyamuk yang hinggap, kata dia, formula tiga merupakan repelan spray anti-nyamuk memiliki aktivitas yang sangat kuat sebagai penolak terhadap nyamuk.



“Saat ini hasil penelitian baru sebatas prototipe. Ke depannya, kita buat merek dan legalisasinya, sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat,” ucapnya.

Ia menjelaskan penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian di Kelurahan Tanjung Johor, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi mengenai Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).

Dia mengatakan bahwa penelitiannya merupakan bagian dari program pengabdian sebagai seorang dosen Unja. “Kita sebagai dosen dituntut untuk melakukan penelitian, minimal dua kali dalam setahun," katanya.

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022