Pemerintah Provinsi Jambi menjadikan Program Bangga Keluarga Berencana Terpadu Nusantara (Kencana) menjadi gaya hidup keluarga sebagai salah satu upaya mengatasi gizi buruk dan stunting.

"Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2022 mengangkat tema Melalui Hari Kontrasepsi Sedunia dikolaborasikan dengan Program Bangga Kencana untuk meningkatkan kesertaan ber-Keluarga Berencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja," kata Gubernur Jambi Al Haris di Jambi Sabtu.

“Mari bersama kita meningkatkan kerja sama, bahu-membahu serta bersinergi melalui berbagai strategi kebijakan yang tepat sasaran dalam mendukung Program Bangga Kencana,” katanya.

Program Bangga Kencana merupakan program BKKBN yang bertujuan untuk mengarahkan keluarga agar mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan dan sebagainya sehingga akan terbentuk keluarga berkualitas.

Pemprov Jambi mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk perwujudan dukungan komitmen baik dari internal BKKBN maupun pemangku kebijakan dan mitra kerja, terkait program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana serta komitmen bersama dalam memberi solusi dari berbagai macam permasalahan kependudukan yang sedang terjadi saat ini.

Untuk diketahui bersama, saat ini angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) Provinsi Jambi 2021 sebesar 2,33 anak dengan target penurunan menjadi 2,2 anak dan angka tingkat kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi di Jambi masih tinggi, sehingga dibutuhkan beberapa rencana dan strategi yang tepat sasaran untuk penurunan angka tersebut.

“Hal ini perlu diwaspadai dan diupayakan pengendaliannya segera karena angka kelahiran yang tidak terkendali akan berdampak langsung terhadap berbagai masalah, seperti angka kematian ibu, stunting, kemiskinan, kualitas sumber daya manusia hingga daya saing,” kata Al Haris.

Beberapa arah kebijakan pembangunan keluarga, kependudukan dan KB guna mendukung pencapaian TFR dan menekan angka tingkat kebutuhan KB yang tidak terpenuhi salah satunya adalah BKKBN menyelenggarakan kegiatan momentum TNI Manunggal Bangga Kencana – Kesehatan Terpadu yang merupakan rangkaian dari Hari Kontrasepsi se Dunia.

Capaian perwakilan BKKBN Provinsi Jambi secara nasional menempati urutan pertama sebesar 278,94 persen, semoga perwakilan BKKBN Provinsi Jambi kedepannya bisa terus mengukir prestasi-prestasi di tingkat nasional seperti menurunkan prevalensi stunting, kata Haris.

Stunting (pertumbuhan kerdil atau tengkes pada anak) masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi.

BKKBN telah ditunjuk oleh Presiden RI, Joko Widodo sebagai leading sector percepatan penurunan stunting di Indonesia yang tugas utamanya penurunan stunting di angka 14 persen pada tahun 2024.

Untuk Provinsi Jambi, berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, Prevalensi stunting sebesar 22,4 persen, dimana masih berada di bawah angka stunting tingkat nasional yaitu 24,4 persen namun Provinsi Jambi menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 12 persen pada 2024,” kata Gubernur Jambi Al Haris.

Al Haris mengungkapkan, upaya dalam pencapaian target tersebut tentu memerlukan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa atau kelurahan untuk menurunkan stunting.

Upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan dengan cara melakukan pemaduan, sinkronisasi, dan sinergisitas dengan cara menghadirkan kegiatan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat misalnya sanitasi atau kebersihan lingkungan, perbaikan gizi serta pola pengasuhan bayi.

Salah satu terobosan yang telah dibuat BKKBN dalam menurunkan prevalensi stunting yaitu melalui pendampingan keluarga secara berkesinambungan mulai dari calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan serta bayi hingga usia dua tahun.

“Melalui pendampingan yang melekat pada keluarga diharapkan semua faktor resiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini dan dilakukan upaya untuk meminimalisir faktor risiko tersebut,” kata Al Haris.

Gubernur juga berpesan untuk lebih meningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang berfokus pada pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) seperti IUD, implan, Medis Operasi Wanita (MOW) dan Medis Operasi Pria (MOP), sehingga nantinya mampu mengupayakan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

 

 

 

 

Pewarta: Nanang Mairiadi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022