Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi turun seiring investor menantikan hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuan.
"Untuk rupiah sentimennya menunggu hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari Kamis besok (19/1). Kebijakan BI akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan rupiah terhadap dolar AS," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Revandra mengatakan belum ada isu baru terkait faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah. Nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan berada di kisaran Rp15.100 per dolar AS hingga Rp15.250 per dolar AS.
Pada Kamis (19/1), BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga tersebut bertujuan untuk menahan laju inflasi karena harga komoditas dalam negeri cukup melambung tinggi.
Bank Indonesia dalam Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) menargetkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2023 menurun ke level 3,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo beberapa waktu lalu menuturkan selain mengendalikan inflasi, pada 2023 bank sentral akan terus mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih stabil, bahkan lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.
Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
Sementara Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan ruang bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) tetap terbuka hingga triwulan-I 2023.
Menurut dia, menaikkan suku bunga acuan merupakan langkah front-loaded, tindakan pre-emptive, dan berwawasan ke depan oleh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ekspektasi inflasi di tengah tekanan global maupun domestik.
Hal itu karena Indonesia masih dibayangi ketidakpastian di pasar keuangan global yang dapat menyebabkan permodalan arus keluar, yang memberi risiko terhadap stabilitas nilai tukar rupiah dan tekanan inflasi impor.
Pada Selasa (17/1), rupiah ditutup melemah tajam 120 poin atau 0,80 persen ke posisi Rp15.165 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.045 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023