Gubernur Jambi Al Haris bersama Plt Kepala Perwakilan BKKBN Jambi dan Wali Kota Jambi melaunching Sekolah Lansia pertama di Kota Jambi. Dimana proses belajar mengajar akan diselenggarakan di Sentra Alyatama Jambi dan akan dimulai pada minggu ke-IV Agustus Tahun 2023.
Launching Sekolah Lansia di Kota Jambi digelar bersamaan dengan peringan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tingkat Provinsi Jambi, di Hutan Kota Muhammad Sabki, Kenali Asam Kota Jambi, Kamis (10/8).
Gubernur Al Haris mengatakan, keluarga adalah satuan terkecil di tengah-tengah kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, ketika keluarganya itu sejahtera bahagia, terpenuhi sandang pangan dan tidak ada yang menganggu pendidikan anak-anaknya.
Momentum Harganas kata Haris menjadi peringatan akan pentingnya arti keluarga bagi pembangunan daerah dan nasional. Dimana ia berharap, melalui Peringatan Harganas ke-30 Tahun 2023 ini, dapat meningkatkan sinergitas, kolaborasi dan komunikasi dalam program lintas sektoral, mulai dari unit sosial terkecil yakni keluarga, masyarakat, pemerintah, swasta/korporasi, institusi pendidikan/universitas dan media massa, dalam upaya mengerahkan segenap upaya dan bidangnya masing-masing. Mulai dari pemerataan ekonomi, pendidikan dan pemberdayaan perempuan hingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan keluarga, guna percepatan penurunan prevalensi anak kerdil (stunting) demi memantapkan kualitas SDM Provinsi Jambi khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Haris mengungkapkan, Provinsi Jambi dalam RPJMD Tahun 2021-2026 telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting yang lebih rendah dari target masional sebesar 14 persen tahun 2024 dan Provinsi Jambi diharapkan menurunkan prevalensi stunting menjadi 12 persen pada tahun 2024.
"Kondisi Stunting Provinsi Jambi berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 sebesar 18,0 persen, merupakan urutan ke-7 (tujuh) terbaik dari 34 provinsi se-Indonesia dan lebih rendah dari angka Nasional sebesar 21,6 persen tahun 2022. Target kita adalah 12 persen pada 2024, dengan sisa waktu efektif 2 tahun kurang termasuk tahun ini, berarti kita harus menurunkan 3 sampai 4 persen per tahunnya,” jelas Haris.
Sedangkan upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Provinsi Jambi adalah melalui Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Berdasarkan data pada akhir bulan Juli 2023 sudah terhimpun 231 pemberi manfaat dengan 2.308 penerima manfaat yang terdiri dari Balita Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting (KRS), dengan total paket bantuan bernilai 799.715.800 rupiah.
Program BAAS ini merupakan strategi intervensi di luar sektor pemerintah, dengan dukungan kebijakan Surat Edaran Gubernur Jambi No. 1813 tahun 2022 tentang Dukungan Dunia Usaha dalam Percepatan Penurunan Stunting dan Instruksi Gubernur No 7 Tahun 2023 tentang dukungan lintas sektor dalam Percepatan Penurunan Stunting serta SK Gubernur Jambi No.432 tahun 2023 tentang penetapan BAAS lingkup Pemerintah Provinsi Jambi.
"Insya Allah, mudah-mudahan dengan semangat Harganas kali ini kita bersama-sama akan bersatu padu mewujudkan Indonesia dan Provinsi Jambi yang kita cintai menuju Indonesia emas 2045," tutup Haris.
Plt Kepala BKKBN Provinsi Jambi, Yuslidar mengatakan, dalam Harganas ke-30, BKKBN Jambi menggelar beberapa kegiatan dengan mengangkat tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Jambi Mantap dan Indonesia Maju".
Yuslidar mengatakan keluarga adalah sumber kekuatan untuk pembangunan bangsa. Menurutnya, dalam penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya.
Hal ini disebabkan karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, yaitu praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan dan masih kurangnya akses keluarga untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
Iya menyebutkan dalam momentum peringatan Harganas ini, BKKBN Jambi dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, bagaimana m bisa bekerja sama dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Jambi.
Yuslidar juga mengungkapkan, secara data BKKBN Jambi mampu menurunkan angka stunting dari 22,4 persen menjadi 18 persen. "Mudah-mudahan nanti berdasarkan RPJMD Provinsi Jambi, 12 persen bisa kita capai ditahun 2024," katanya menambahkan.
Sementara itu, Walikota Jambi Syarif Fasha menambahkan, Sekolah Lansia merupakan salah satu inovasi yang dibuat setelah pasca lansia nanti yang fokus menangani stunting. “Kemudian Stunting ini harus dijadikan musuh bersama yang harus melibatkan seluruh komponen bangsa,” ujar Fasha.
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Direktur Direktorat Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk, BKKBN RI, Mila Rahmawati, unsur Forkompinda Provinsi Jambi, Kepala Daerah se-Provinsi Jambi, Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris, Ketua TP PKK kabupaten/kota se-Provinsi Jambi serta Ketua TPPS Provinsi Jambi dan kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023
Launching Sekolah Lansia di Kota Jambi digelar bersamaan dengan peringan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tingkat Provinsi Jambi, di Hutan Kota Muhammad Sabki, Kenali Asam Kota Jambi, Kamis (10/8).
Gubernur Al Haris mengatakan, keluarga adalah satuan terkecil di tengah-tengah kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, ketika keluarganya itu sejahtera bahagia, terpenuhi sandang pangan dan tidak ada yang menganggu pendidikan anak-anaknya.
Momentum Harganas kata Haris menjadi peringatan akan pentingnya arti keluarga bagi pembangunan daerah dan nasional. Dimana ia berharap, melalui Peringatan Harganas ke-30 Tahun 2023 ini, dapat meningkatkan sinergitas, kolaborasi dan komunikasi dalam program lintas sektoral, mulai dari unit sosial terkecil yakni keluarga, masyarakat, pemerintah, swasta/korporasi, institusi pendidikan/universitas dan media massa, dalam upaya mengerahkan segenap upaya dan bidangnya masing-masing. Mulai dari pemerataan ekonomi, pendidikan dan pemberdayaan perempuan hingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan keluarga, guna percepatan penurunan prevalensi anak kerdil (stunting) demi memantapkan kualitas SDM Provinsi Jambi khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Haris mengungkapkan, Provinsi Jambi dalam RPJMD Tahun 2021-2026 telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting yang lebih rendah dari target masional sebesar 14 persen tahun 2024 dan Provinsi Jambi diharapkan menurunkan prevalensi stunting menjadi 12 persen pada tahun 2024.
"Kondisi Stunting Provinsi Jambi berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 sebesar 18,0 persen, merupakan urutan ke-7 (tujuh) terbaik dari 34 provinsi se-Indonesia dan lebih rendah dari angka Nasional sebesar 21,6 persen tahun 2022. Target kita adalah 12 persen pada 2024, dengan sisa waktu efektif 2 tahun kurang termasuk tahun ini, berarti kita harus menurunkan 3 sampai 4 persen per tahunnya,” jelas Haris.
Sedangkan upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Provinsi Jambi adalah melalui Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Berdasarkan data pada akhir bulan Juli 2023 sudah terhimpun 231 pemberi manfaat dengan 2.308 penerima manfaat yang terdiri dari Balita Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting (KRS), dengan total paket bantuan bernilai 799.715.800 rupiah.
Program BAAS ini merupakan strategi intervensi di luar sektor pemerintah, dengan dukungan kebijakan Surat Edaran Gubernur Jambi No. 1813 tahun 2022 tentang Dukungan Dunia Usaha dalam Percepatan Penurunan Stunting dan Instruksi Gubernur No 7 Tahun 2023 tentang dukungan lintas sektor dalam Percepatan Penurunan Stunting serta SK Gubernur Jambi No.432 tahun 2023 tentang penetapan BAAS lingkup Pemerintah Provinsi Jambi.
"Insya Allah, mudah-mudahan dengan semangat Harganas kali ini kita bersama-sama akan bersatu padu mewujudkan Indonesia dan Provinsi Jambi yang kita cintai menuju Indonesia emas 2045," tutup Haris.
Plt Kepala BKKBN Provinsi Jambi, Yuslidar mengatakan, dalam Harganas ke-30, BKKBN Jambi menggelar beberapa kegiatan dengan mengangkat tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Jambi Mantap dan Indonesia Maju".
Yuslidar mengatakan keluarga adalah sumber kekuatan untuk pembangunan bangsa. Menurutnya, dalam penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya.
Hal ini disebabkan karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, yaitu praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan dan masih kurangnya akses keluarga untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
Iya menyebutkan dalam momentum peringatan Harganas ini, BKKBN Jambi dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, bagaimana m bisa bekerja sama dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Jambi.
Yuslidar juga mengungkapkan, secara data BKKBN Jambi mampu menurunkan angka stunting dari 22,4 persen menjadi 18 persen. "Mudah-mudahan nanti berdasarkan RPJMD Provinsi Jambi, 12 persen bisa kita capai ditahun 2024," katanya menambahkan.
Sementara itu, Walikota Jambi Syarif Fasha menambahkan, Sekolah Lansia merupakan salah satu inovasi yang dibuat setelah pasca lansia nanti yang fokus menangani stunting. “Kemudian Stunting ini harus dijadikan musuh bersama yang harus melibatkan seluruh komponen bangsa,” ujar Fasha.
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Direktur Direktorat Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk, BKKBN RI, Mila Rahmawati, unsur Forkompinda Provinsi Jambi, Kepala Daerah se-Provinsi Jambi, Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris, Ketua TP PKK kabupaten/kota se-Provinsi Jambi serta Ketua TPPS Provinsi Jambi dan kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023