Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mencatat kinerja penyaluran kredit bank umum di Provinsi Jambi sejak Januari hingga Juni 2023 atau selama semester I tumbuh sebesar 6,22 persen (yoy) menjadi Rp48,79 triliun.

Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata di Jambi, Rabu, mengatakan kredit tersebut mencakup kredit konvensional yang tercatat tumbuh sebesar 4,99 persen (yoy) menjadi Rp44,01 triliun dan pembiayaan syariah yang tumbuh sebesar 19,10 persen (yoy) menjadi Rp4,78 triliun.

"Kinerja intermediasi bank umum di Jambi cenderung stabil dan tumbuh," katanya.

Berdasarkan kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat mencapai 43,80 persen atau sebesar Rp21,37 triliun dan non-UMKM sebesar 56,20 persen atau mencapai Rp27,42 triliun.

Hal ini sejalan dengan porsi penyaluran kredit terbesar pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) sebesar 28,51 persen yaitu mencapai Rp13,91 triliun, diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 24,88 persen atau Rp12,14 triliun serta perdagangan besar dan eceran 17,12 persen yakni mencapai Rp8,35 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaan, porsi kredit bank umum di Jambi masih didominasi oleh sektor konsumsi sebesar 42,57 persen atau Rp20,77 triliun diikuti oleh investasi sebesar 31,80 persen atau Rp15,52 triliun dan modal kerja sebesar 25,62 persen atau Rp12,50 triliun.

Hal yang sama pada kinerja intermediasi BPR di Jambi yang mengalami pertumbuhan kredit pada Juni 2023 sebesar 13,10 persen (yoy) menjadi Rp1,02 triliun. Porsi kredit modal kerja tercatat mencapai 52,84 persen dari total penyaluran kredit atau sebesar Rp539,24 miliar.

Selain kredit modal kerja, porsi terbesar penyaluran kredit pada BPR adalah sektor investasi sebesar 29,70 persen atau Rp303,14 miliar dan konsumsi sebesar 17,46 persen atau mencapai Rp178,21 miliar.

Selanjutnya, porsi penyaluran BPR kepada UMKM tercatat sebesar 82,23 persen atau mencapai Rp839,24 miliar dan kepada non-UMKM sebesar 17,77 persen atau sebesar Rp181,36 miliar.

Berdasarkan lapangan usaha, porsi terbesar pada sektor konstruksi sebesar 23,83 persen yakni mencapai Rp243,18 miliar, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 19,13 persen atau Rp195,28 miliar.

Yudha menegaskan bahwa OJK Jambi turut mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah di daerah seperti mendorong terciptanya business matching untuk mempertemukan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dengan pelaku UMKM melalui berbagai sinergi program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan pemerintah daerah.

Melalui sinergi, UMKM dapat meningkatkan nilai tambah produk dan berdaya saing serta semakin berkembang di Jambi. Hingga Juni 2023, penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 43,80 persen atau sebesar Rp21,37 triliun.

Baca juga: OJK tingkatkan pemahaman keuangan masyarakat wisata Kampung Laut Jambi

Baca juga: BEI Jambi libatkan ribuan ketua RT dongkrak literasi pasar modal

Baca juga: OJK: Tingkatkan literasi keuangan untuk hidup merdeka secara finansial


 

Pewarta: Tuyani

Editor : Satyagraha


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023