AS dan Israel pada Selasa (9/1), sepakat bahwa PBB dapat melakukan "misi penilaian" di Gaza utara untuk menentukan apa yang perlu dilakukan agar warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dapat kembali ke rumah mereka.
"Ini akan menentukan apa yang perlu dilakukan untuk memungkinkan warga Palestina yang terlantar kembali dengan selamat ke rumah mereka di utara," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada wartawan saat konferensi pers di Tel Aviv.
Blinken mengatakan hal tersebut setelah pertemuan dengan pejabat Israel, termasuk PM Israel Benjamin Netanyahu, Menlu Israel Katz dan Kabinet Perang.
"Hal ini tidak akan terjadi dalam semalam. Ada tantangan keamanan, infrastruktur dan kemanusiaan serius, namun misi tersebut akan memulai proses yang mengevaluasi hambatan-hambatan ini, dan bagaimana cara mengatasinya," kata Blinken.
Dia mencatat bahwa AS terus memberikan saran terbaiknya tentang bagaimana Israel dapat mencapai tujuan pentingnya untuk memastikan bahwa peristiwa 7 Oktober tidak akan terulang kembali.
"Kami percaya Israel telah mencapai kemajuan signifikan menuju tujuan mendasar ini seiring dengan beralihnya serangan Israel ke fase intensitas yang lebih rendah di Gaza utara, dan ketika IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengurangi pasukannya di sana," katanya.
Blinken melakukan panggilan telepon dengan Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Gaza Sigrid Kaag pada Senin malam (8/1), dan menggarisbawahi fasilitas bantuan ke Jalur Gaza utara untuk memungkinkan kembalinya para pengungsi.
Blinken sedang melakukan kunjungan resmi di kawasan tersebut sampai 11 Januari dan singgah di Turki, Yunani, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Tepi Barat dan Mesir.
Kunjungannya dilakukan pada saat tentara Israel melancarkan perang dahsyat di Gaza sejak 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 23.084 warga Palestina dan melukai 58.926 lainnya.
Pihak berwenang Israel mengklaim bahwa serangan yang dilakukan Hamas pada awal Oktober telah menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur dan hampir dua juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Ini akan menentukan apa yang perlu dilakukan untuk memungkinkan warga Palestina yang terlantar kembali dengan selamat ke rumah mereka di utara," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada wartawan saat konferensi pers di Tel Aviv.
Blinken mengatakan hal tersebut setelah pertemuan dengan pejabat Israel, termasuk PM Israel Benjamin Netanyahu, Menlu Israel Katz dan Kabinet Perang.
"Hal ini tidak akan terjadi dalam semalam. Ada tantangan keamanan, infrastruktur dan kemanusiaan serius, namun misi tersebut akan memulai proses yang mengevaluasi hambatan-hambatan ini, dan bagaimana cara mengatasinya," kata Blinken.
Dia mencatat bahwa AS terus memberikan saran terbaiknya tentang bagaimana Israel dapat mencapai tujuan pentingnya untuk memastikan bahwa peristiwa 7 Oktober tidak akan terulang kembali.
"Kami percaya Israel telah mencapai kemajuan signifikan menuju tujuan mendasar ini seiring dengan beralihnya serangan Israel ke fase intensitas yang lebih rendah di Gaza utara, dan ketika IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengurangi pasukannya di sana," katanya.
Blinken melakukan panggilan telepon dengan Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Gaza Sigrid Kaag pada Senin malam (8/1), dan menggarisbawahi fasilitas bantuan ke Jalur Gaza utara untuk memungkinkan kembalinya para pengungsi.
Blinken sedang melakukan kunjungan resmi di kawasan tersebut sampai 11 Januari dan singgah di Turki, Yunani, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Tepi Barat dan Mesir.
Kunjungannya dilakukan pada saat tentara Israel melancarkan perang dahsyat di Gaza sejak 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 23.084 warga Palestina dan melukai 58.926 lainnya.
Pihak berwenang Israel mengklaim bahwa serangan yang dilakukan Hamas pada awal Oktober telah menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur dan hampir dua juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024