Seorang warga asal Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Sofyan memodifikasi mobil berbahan bakar minyak (BBM) ke gas elpiji, sehingga operasionalnya lebih efisien hingga 70 persen.
"Saya sudah uji mobil jenis mobil Suzuki Scudo keluaran tahun 1995 yang sebelumnya menggunakan BBM jenis bensin kini beralih ke gas elpiji ukuran 3 kilogram atau gas melon, ternyata bisa dan hemat lagi," kata Opik di Bulukumba, Sabtu.
Kreatifitas pria yang akrab disapa Opik ini melakukan uji coba pada mobil pribadinya.
Percobaan pada mobilnya itu sudah dilakukan beberapa bulan lalu dan Opik mengklaim karyanya itu mampu menghemat penggunaan bahan bakar hingga 70 persen.
Dia mengatakan untuk menunjang usaha pembuatan es kristalnya, mobil tersebut digunakan untuk sarana transportasi dengan rata-rata biaya operasional Rp100 ribu.
Namun setelah BBM diganti gas elpiji, ternyata bisa lebih hemat Rp70 ribu per hari. Karena hanya bermodalkan gas elpiji seharga Rp21 ribu-
Rp23 ribu per hari dengan jarak tempuh mencapai 70 kilometer.
"Jadi, kalau dulu waktu masih pakai bensin itu kurang lebih Rp70 ribu - Rp100 ribu, namun sekarang alhamdulillah hanya Rp21 ribu per hari," ujar Opik.
Dia berharap hasil karyanya ini dapat dikembangkan lebih luas lagi. Dalam hal ini pemerintah atau swasta, sehingga ke depan semakin banyak kendaraan yang ramah lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Saya sudah uji mobil jenis mobil Suzuki Scudo keluaran tahun 1995 yang sebelumnya menggunakan BBM jenis bensin kini beralih ke gas elpiji ukuran 3 kilogram atau gas melon, ternyata bisa dan hemat lagi," kata Opik di Bulukumba, Sabtu.
Kreatifitas pria yang akrab disapa Opik ini melakukan uji coba pada mobil pribadinya.
Percobaan pada mobilnya itu sudah dilakukan beberapa bulan lalu dan Opik mengklaim karyanya itu mampu menghemat penggunaan bahan bakar hingga 70 persen.
Dia mengatakan untuk menunjang usaha pembuatan es kristalnya, mobil tersebut digunakan untuk sarana transportasi dengan rata-rata biaya operasional Rp100 ribu.
Namun setelah BBM diganti gas elpiji, ternyata bisa lebih hemat Rp70 ribu per hari. Karena hanya bermodalkan gas elpiji seharga Rp21 ribu-
Rp23 ribu per hari dengan jarak tempuh mencapai 70 kilometer.
"Jadi, kalau dulu waktu masih pakai bensin itu kurang lebih Rp70 ribu - Rp100 ribu, namun sekarang alhamdulillah hanya Rp21 ribu per hari," ujar Opik.
Dia berharap hasil karyanya ini dapat dikembangkan lebih luas lagi. Dalam hal ini pemerintah atau swasta, sehingga ke depan semakin banyak kendaraan yang ramah lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024