Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengapresiasi pengabdian masyarakat yang dengan sukarela menjadi guru untuk mengajar baca, tulis, dan berhitung, bagi anak-anak masyarakat Suku Anak Dalam di Batanghari, Jambi.
Seorang guru sukarela tersebut adalah Meri Hariastuti (45), yang mengajar anak-anak Suku Anak Dalam Batanghari tanpa dibayar selama dua tahun ini.
"Benar ya selama ini dia yang mengajar anak-anak tanpa dibayar sama sekali. Terima kasih banyak, bu. Terima kasih. Kami akan perjuangkan insentif baginya karena kan butuh beli bensin untuk menjangkau anak Suku Anak Dalam," kata Mensos Risma saat ditemui di Jambi, Rabu.
Meri adalah putri dari Waris Suku Anak Dalam di Desa Harjan, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Meri mengatakan kepeduliannya kepada anak-anak Suku Anak Dalam Batanghari tumbuh atas kebiasaannya sejak kecil mengikuti sang ayah berkeliling di kelompok-kelompok Suku Anak Dalam.
Kemudian atas kebiasaan tersebut, kecintaannya kepada Suku Anak Dalam perlahan terus tumbuh. Sampai ketika kakaknya menjadi Waris menggantikan sang ayah Meri pun mewujudkan kepeduliannya kepada anak-anak Suku Anak Dalam melalui jalur pendidikan.
"Tak hanya mengajarkan baca, tulis, dan berhitung. Juga mengajarkan keterampilan seperti senam dan menari. Ini panggilan hati saya," katanya saat ditemui awak media.
Dengan modal alat tulis pemberian saudara yang bekerja di sekolah lain, ia mengajarkan anak-anak baca, tulis, dan berhitung, di tengah alam terbuka tanpa meja ataupun kursi. Kadang ia dan anak-anak duduk beralaskan tikar, kadang beralaskan rumput.
Bahkan Meri mengaku kerap merogoh kocek pribadi untuk membelikan anak-anak kudapan agar mereka semakin semangat belajar.
Meri pun sering mendatangi mereka ke lokasi baru tempat anak-anak Suku Anak Dalam diajak orang tuanya melakukan ritual Melangun (berpindah tempat tinggal saat ada anggota kelompok meninggal dunia untuk menenangkan diri).
Saat ini Meri mengajar tiga hari dalam seminggu, kadang tiap hari dalam seminggu. Sekali mengajar baca, tulis, dan berhitung (calistung), Meri biasanya menghabiskan waktu selama dua jam dan lebih lama jika Meri mengajarkan senam atau menari.
Ia mengaku sempat pesimis atas keterbatasan dirinya dalam mengajar dan kondisi anak-anak Suku Anak Dalam yang sering dibawa Melangun dan membuat anak-anak tersebut tidak memiliki peluang berkembang seperti anak-anak pada umumnya.
"Tapi kedatangan Mensos menumbuhkan harapan baru di hati kecil. Sebelumnya saya tidak berani berharap anak-anak bisa seperti anak lain, tapi setelah Ibu Menteri datang, saya merasa sangat senang. Ada perhatian dari pemerintah untuk kami," ungkap Meri.
Menurut dia, kehadiran Mensos Risma bersama rombongan menyiratkan keseriusan Kementerian Sosial (Kemensos) pada pemenuhan hak anak-anak di Suku Anak Dalam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Seorang guru sukarela tersebut adalah Meri Hariastuti (45), yang mengajar anak-anak Suku Anak Dalam Batanghari tanpa dibayar selama dua tahun ini.
"Benar ya selama ini dia yang mengajar anak-anak tanpa dibayar sama sekali. Terima kasih banyak, bu. Terima kasih. Kami akan perjuangkan insentif baginya karena kan butuh beli bensin untuk menjangkau anak Suku Anak Dalam," kata Mensos Risma saat ditemui di Jambi, Rabu.
Meri adalah putri dari Waris Suku Anak Dalam di Desa Harjan, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Meri mengatakan kepeduliannya kepada anak-anak Suku Anak Dalam Batanghari tumbuh atas kebiasaannya sejak kecil mengikuti sang ayah berkeliling di kelompok-kelompok Suku Anak Dalam.
Kemudian atas kebiasaan tersebut, kecintaannya kepada Suku Anak Dalam perlahan terus tumbuh. Sampai ketika kakaknya menjadi Waris menggantikan sang ayah Meri pun mewujudkan kepeduliannya kepada anak-anak Suku Anak Dalam melalui jalur pendidikan.
"Tak hanya mengajarkan baca, tulis, dan berhitung. Juga mengajarkan keterampilan seperti senam dan menari. Ini panggilan hati saya," katanya saat ditemui awak media.
Dengan modal alat tulis pemberian saudara yang bekerja di sekolah lain, ia mengajarkan anak-anak baca, tulis, dan berhitung, di tengah alam terbuka tanpa meja ataupun kursi. Kadang ia dan anak-anak duduk beralaskan tikar, kadang beralaskan rumput.
Bahkan Meri mengaku kerap merogoh kocek pribadi untuk membelikan anak-anak kudapan agar mereka semakin semangat belajar.
Meri pun sering mendatangi mereka ke lokasi baru tempat anak-anak Suku Anak Dalam diajak orang tuanya melakukan ritual Melangun (berpindah tempat tinggal saat ada anggota kelompok meninggal dunia untuk menenangkan diri).
Saat ini Meri mengajar tiga hari dalam seminggu, kadang tiap hari dalam seminggu. Sekali mengajar baca, tulis, dan berhitung (calistung), Meri biasanya menghabiskan waktu selama dua jam dan lebih lama jika Meri mengajarkan senam atau menari.
Ia mengaku sempat pesimis atas keterbatasan dirinya dalam mengajar dan kondisi anak-anak Suku Anak Dalam yang sering dibawa Melangun dan membuat anak-anak tersebut tidak memiliki peluang berkembang seperti anak-anak pada umumnya.
"Tapi kedatangan Mensos menumbuhkan harapan baru di hati kecil. Sebelumnya saya tidak berani berharap anak-anak bisa seperti anak lain, tapi setelah Ibu Menteri datang, saya merasa sangat senang. Ada perhatian dari pemerintah untuk kami," ungkap Meri.
Menurut dia, kehadiran Mensos Risma bersama rombongan menyiratkan keseriusan Kementerian Sosial (Kemensos) pada pemenuhan hak anak-anak di Suku Anak Dalam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024