Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte pada Senin (4/11) berusaha menepis kekhawatiran terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan jika Donald Trump memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat.

Dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin, Rutte menegaskan ketahanan aliansi NATO dan kepentingan bersama negara-negara anggota aliansi itu.

"Siapa pun yang memenangi pemilihan itu, kami akan bekerja sama dengan Kamala Harris, kami akan bekerja sama dengan Donald Trump, dan memastikan bahwa aliansi tetap bersatu," tegasnya.

"Saya yakin karena hal itu demi kepentingan kami. Hal itu demi kepentingan kami di sini (di Eropa), juga untuk Amerika Serikat," katanya.

Dia menambahkan bahwa AS tidak akan "mengulangi kesalahannya" menarik diri dari Eropa setelah Perang Dunia I.

"Mereka (AS) tahu bahwa jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin berhasil (memenangi perang) di Ukraina, maka pada saat itu, Rusia yang semakin percaya diri berada di sisi timur kami dan akan membawa ancaman langsung ke wilayah NATO," katanya.

Pernyataan Sekjen NATO itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di antara negara-negara anggota NATO di Eropa tentang kemungkinan Trump kembali ke Gedung Putih.

Ketika menjabat Presiden AS, Trump secara terbuka mengkritik negara-negara Eropa anggota NATO karena tidak memenuhi target belanja pertahanan aliansi itu sebesar 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka.

Menurut Trump, AS menanggung beban biaya NATO secara tidak adil dan mengancam akan menarik diri dari aliansi tersebut jika anggota-anggota lain tidak menambah kontribusi mereka.

Sikapnya itu membuat tegang hubungan AS dengan para pemimpin Eropa dan menimbulkan pertanyaan tentang masa depan komitmen AS terhadap keamanan transatlantik.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024