Realisasi penyaluran transfer ke daerah (TKD) triwulan III untuk Provinsi Jambi sudah mencapai 76 persen atau sebesar Rp11,6 triliun, menggambarkan komitmen pemerintah dalam memperkuat kapasitas fiskal daerah melalui optimalisasi dana pusat.
"Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penyaluran tumbuh 5,38 (ctc)," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Jambi, Tunas Agung Jiwa Brata di Jambi, Jumat.
Menurut Agung, pertumbuhan itu menjadi sinyal bahwa pengelolaan keuangan daerah di Provinsi Jambi semakin baik. Sekaligus mencerminkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah.
Dari berbagai jenis yang disalurkan, Dana Bagi Hasil (DBH) mencatat pertumbuhan tertinggi mencapai Rp1,2 triliun. Termasuk peningkatan transfer Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik dengan realisasi sebesar Rp82,4 miliar.
Kedua komponen itu, menurut Agung memiliki peranan penting dalam mendorong pembangunan sektor prioritas, seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur layanan publik di daerah.
Secara ruang dan wilayah (spasial), capaian realisasi penyaluran TKD di kabupaten dan kota menunjukkan variasi yang cukup lebar.
Kabupaten Tebo menempati posisi tertinggi dengan angka realisasi mencapai 79,6 persen, hal itu menunjukkan efektivitas pengelolaan anggaran dan kesiapan daerah dalam menyerap dana transfer.
Sebaliknya, Kota Sungai Penuh mencatat capaian terendah (72,9 persen), menandakan masih ada ruang perbaikan dalam penyerapan anggaran.
Lanjut Kepala DJPb, selain penyaluran TKD, pemerintah juga telah menggelontorkan transfer hibah tahap I, melalui program hibah Bio Carbon Fund plus Initiative for Sustainable Forest Landscape (BioCF-ISFL) pada Agustus 2025.
Untuk Provinsi Jambi, nilai hibah yang di terima mencapai Rp8,2 miliar, dana tersebut merupakan bagian dari dukungan program lingkungan berbasis karbon yang bertujuan meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam di wilayah Jambi.
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2025