Jambi (ANTARA Jambi) - Tingginya harga jual trenggiling (manis javanica) di pasar internasional ditengarai jadi salah satu faktor terus diburunya binatang dilindungi tersebut sehingga diperkirakan jumlah populasinya semakin berkurang di Provinsi Jambi.
"Dalam sepekan terakhir ini pihak kepolisian telah berhasil mengungkap perdagangan trenggiling di Jambi yang jumlahnya hingga ribuan ekor sehingga dipastikan populasinya semakin berkurang diwilayah provinsi Jambi," kata Staf BKSDA Jambi, Krismanko, di Jambi Kamis.
Trenggiling yang merupakan salah satu satwa dilindungi, kini terus diburu orang sehingga hewan bersisik keras ini habitat dan populasinya semakin terancam punah.
"Populasi dan habitat trenggiling terancam punah untuk di Provinsi Jambi dan trenggiling sudah susah dijumpai di alam liar karena tingginya perburuan yang dilakukan manusia," kata Krismanko.
Pihak BKSDA Jambi mengapresiasi Kepolisian yang berhasil dalam mengungkap kasus penyelundupan satwa dilindungi tersebut terutama 35 ekor trenggiling hidup yang didapat polisi saat razia yang akan dibawa ke Kota Medan, Sumatera Utara.
Berdasarkan data BKSDA Jambi, disebutkannya, selama 2016 di Provinsi Jambi sudah terjadi sembilan kasus perdagangan gelap satwa liar yang dilindungi termasuk trenggiling dan pada 5 Maret lalu, kepolisian Bungo berhasil mengungkap satu offset harimau, kemudian 9 April, Kepolisian Tebo mengungkap perdagangan gading gajah. pada 29 April pengungkapan kulit harimau yang dibawa warga Jambi dan tertangkap di Riau.
Selanjutnya, pada 20 Mei berhasil diungungkap perdangan gading gajah oleh warga Jambi di wilayah Pekanbaru. Lalu, 20 Agustus pengungkapan hewan langka di Persijam, Kota Jambi dan kemudian 29 Agustus 2016, satu kulit harimau kembali diungkap di perbatasan Jambi- Riau.
"Untuk trenggiling sudah tiga kasus selama 2016 ini. Pertama pada 2 Juni, Polres Tanjab Timur tangkap pelaku penjual trenggiling, kemudian di Batanghari dan Polsek Telanaipura beberapa hari lalu yang jumlahnya bisa mencapa ribuan ekor," kata Krismanko.