Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pentingnya belajar dari sejarah untuk menyusun strategi mewujudkan Indonesia maju di masa depan.
Konferensi Nasional Sejarah XI diadakan pada 8-11 November 2021 dengan tema "Interkoneksi dan Kerja Sama Global Dalam Perspektif Sejarah".
Ia menuturkan sejarah penting bagi bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak boleh melupakan sejarah sebagaimana pesan terkenal dari Presiden pertama Indonesia Soekarno, "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jasmerah)".
"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah bukan sekadar slogan tapi pesan hidup yang harus kita amalkan," ujar dia.
Baca juga: Mendikbudristek : memajukan budaya bukan hanya dengan konversi
Menurut dia, sejarah juga harus diwariskan kepada generasi muda dan generasi selanjutnya karena mereka akan melanjutkan estafet pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara Indonesia di masa mendatang.
Mendikbudristek Nadiem berharap, melalui Konferensi Nasional Sejarah XI dapat dirumuskan strategi pendidikan sejarah yang sesuai dengan perkembangan zaman dan metode pengembangan ilmu sejarah yang mampu membawa bangsa Indonesia melompat ke masa depan.
"Mari jadikan konferensi ini sebagai batu loncatan kita bersama mewujudkan Indonesia tangguh dengan sejarah, bersama-sama mewujudkan Merdeka Belajar," tuturnya.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sekaligus Ketua Penyelenggara Konferensi Nasional Sejarah XI Restu Gunawan menuturkan konferensi lima tahunan itu bertujuan melihat perkembangan penelitian riset dan penulisan kesejarahan selama periode lima tahun belakang.
Ia berharap, konferensi itu bisa memberikan perspektif dalam mengkaji sejarah.
Ia menjelaskan sejarah bisa memberikan sumbangan dalam pemajuan kebudayaan dan pembangunan Indonesia karena pembangunan manusia dan kebudayaan dibutuhkan dalam proses pembangunan Indonesia menuju negara yang berkemajuan.
Baca juga: Riset sejarah dan mitigasi bencana dipaparkan ahli Indonesia
Baca juga: Perpustakaan nasional konservasi ratusan manuskrip Aceh