Chicago (ANTARA) - Emas kian berkilau, kembali menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam enam bulan, karena lonjakan harga-harga konsumen AS mendorong minat investor terhadap logam tersebut yang dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Sehari sebelumnya, Kamis (11/11) emas berjangka melonjak 15,6 dolar AS atau 0,84 persen menjadi 1.863,90 dolar AS, setelah bertambah 17,5 dolar AS atau 0,96 persen menjadi 1.848,30 dolar AS pada Rabu (10/11), dan menguat 2,8 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1,830,80 dolar AS pada Selasa (9/11).
Emas telah naik sekitar 110 dolar AS sejak 3 November, didukung oleh kekhawatiran inflasi yang mendalam dan jaminan dari bank-bank sentral utama bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk saat ini.
Harga sempat turun hampir satu persen di awal sesi perdagangan.
“Ini hari korektif. Pedagang mengambil keuntungan setelah reli luar biasa. Logikanya, jika Anda tidak mengambil sesuatu dari meja dengan reli 100 dolar AS, Anda akan menjadi agak bodoh,” kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Investor meningkatkan posisi dalam emas karena mereka percaya bahwa kenaikan tajam dalam inflasi kemungkinan akan memicu Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan.
Baca juga: Emas melambung 34,1 dolar setelah "greenback" jatuh karena data suram
Data ekonomi suram yang dirilis pada Jumat (12/11) juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 4,4 juta orang secara sukarela berhenti dari pekerjaan mereka pada September, naik dari 4,3 juta pada Agustus dan terbesar dalam dua dekade yang telah dilacak oleh pemerintah.
Data awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan jatuh ke 66,8 pada November, terendah sejak November 2011 dan jauh di bawah perkiraan para ekonom 72,5.
Emas juga mengabaikan penguatan dolar minggu ini, karena data yang menunjukkan lonjakan besar harga-harga konsumen AS pada Oktober menjadi pusat perhatian. Mata uang AS yang lebih kuat biasanya mengurangi permintaan emas di antara pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Analis Societe Generale memperkirakan harga emas akan mencapai rata-rata 1.950 dolar AS per ounce pada kuartal pertama 2022, mengingat "komitmen baru dari Federal Reserve untuk mendukung ekonomi sementara membiarkan angka inflasi lebih tinggi."
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar bunga.
Membatasi setiap kenaikan emas, imbal hasil pada obligasi Pemerintah AS 10-tahun beringsut lebih tinggi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 4,5 sen atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 25,346 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 5,3 dolar AS atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 1.089,20 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas anjlok 25,5 dolar tertekan data ekonomi AS yang kuat