Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) segera menuntaskan pembangunan dua mega proyek pembangkit listrik yakni Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok dalam rangka mendukung G20.
“Kita terapkan Automatic Operation Sistem, dimana seluruh proses unit beroperasi secara otomatis dengan menggunakan Water Level Management, juga menggunakan Capacitor Bank yang berfungsi untuk menstabilkan dan memperbaiki tegangan yang diperlukan untuk auxiliary peralatan, yang dapat memperpanjang umur peralatan yang digunakan,” kata Ferry dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Proyek yang berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah, dengan nilai kontrak Rp197,2 miliar ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85,3 persen, yang telah melewati seluruh tahap uji coba dan segera masuk ke tahap Commercial Operation Date (COD) untuk mensuplai listrik ke sistem Jawa-Bali menggunakan jaringan 20 kV.
Dalam penyelesaian konstruksi proyek ini, Hutama Karya mendapatkan apresiasi dari PT Indonesia Power (Indonesia Power) selaku pemilik. Direktur Utama Indonesia Power M Ahsin Siqdi menyatakan pembangunan PLTM Lambur mengalami perkembangan cukup signifikan dan ditargetkan rampung pada November 2022, dengan menyisakan pekerjaan minor dan finishing.
“Rampungnya PLTM Lambur merupakan kado dari Indonesia untuk G20, yang akan diumumkan sebagai bagian dari proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di PLN Group. Nantinya PLTM ini akan diresmikan bersamaan dengan pembangkit EBT lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Ahsin.
Saat ini Hutama Karya juga berupaya mempercepat penyelesaian konstruksi PLTGU Tambak Lorok di Jawa Tengah yang telah mencapai 96 persen.
PLTGU Tambak Lorok Blok 3 dengan nilai investasi Rp4,8 triliun ini nantinya akan menjadi pembangkit listrik pertama di wilayah Asia Pasifik yang menggunakan teknologi turbin gas HA (High-efficiency Air-cooled) dan menghasilkan listrik berkapasitas 600-850 MW.