Jakarta (ANTARA) - Tim Khusus perlindungan kebocoran data Pemerintah masih mendalami peran pemuda asal Madiun yang ditangkap terkait dugaan keterlibatan dalam peretasan "Bjorka", kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo.
Dedi membenarkan adanya tindakan hukum di Madiun, Jawa Timur, namun belum disimpulkan pemuda yang diamankan tersebut adalah "Bjorka".
Dia menjelaskan Tim Khusus yang melibatkan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sudah bekerja terkait pencegahan kebocoran data Pemerintah.
"Timsus sudah bekerja. Apa yang dilakukan akan disampaikan lebih lanjut oleh Timsus," tambah Dedi.
Jenderal bintang dua itu mengatakan informasi penangkapan terduga "Bjorka" itu baru diperoleh dari wilayah Madiun, Jawa Timur; sedangkan soal informasi penangkapan terduga hacker di wilayah Cirebon, Jawa Barat, belum diperoleh keterangan.
"Yang saya dapat informasi yang di Jawa Timur saja; yang di Cirebon belum, tidak ada (penangkapan)," kata Dedi.
Mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan saat ini Tim Khusus masih bekerja untuk mendalami keterlibatan atau peran dari pemuda yang diduga "Bjorka" tersebut.
"Masih didalami oleh Timsus, kita sabar menunggu Timsus bekerja. Biarkan Menkopolhukam sampaikan secara komprehensif, saya hanya informasi awal," kata Dedi.
Polisi mengamankan seorang pemuda asal Madiun, Jawa Timur, karena diduga terlibat dengan kegiatan peretasan yang mengaku sebagai "Bjorka".
Sesuai informasi, pemuda tersebut bernama Muhammad Agung Hidayatulloh (21), warga Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, yang diamankan Tim Siber Polri pada Rabu (14/9), sekitar pukul 18.30 WIB.