Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo meminta pemberitaan terkait kondisi di Papua harus berimbang untuk menangkal informasi dari kelompok-kelompok yang menginginkan perpecahan di Bumi Cenderawasih.
Dia menjelaskan ketidakkeberimbangan tersebut terkait pemberitaan mengenai keberhasilan pembangunan dan kondisi keamanan di Papua.
Karena itu, menurut Dedi, Polri menggandeng Kantor Berita ANTARA yang memiliki jaringan kantor berita di sejumlah negara agar dapat membantu menjaga keberimbangan berita tentang Papua.
Dia menjelaskan kerja sama itu sangat penting karena kelompok kriminal bersenjata (KKB) memiliki jaringan media asing di luar negeri dengan menyebarkan berita dalam bahasa Indonesia dan berbahasa asing.
“Keberimbangan dalam memberitakan tentang kondisi di Papua tidak cukup dengan berita berbahasa Indonesia saja, tetapi perlu didukung dengan pemberitaan menggunakan bahasa asing agar bisa disebarluaskan secara internasional,” ujarnya.
Mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan Polri ke depan akan menyebarluaskan terkait kondisi di Papua dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris agar diketahui masyarakat internasional.
Selain itu, dia menilai perlu kehati-hatian dalam menggunakan diksi tentang Papua karena kesalahan dalam penggunaan diksi dapat berdampak di dalam negeri dan dunia internasional.
“Saya yakin ANTARA dengan memiliki pengalaman sangat panjang dan standarisasi kompetensi para jurnalisnya yang sangat andal, besar harapan kami untuk terus meningkatkan sinergi kolaborasi dengan ANTARA,” kata Dedi.
General Manajer (GM) LMK Perum LKBN ANTARA Jaka Sugiyanta mengapresiasi kepercayaan Polri kepada ANTARA. Menurut dia, ANTARA memiliki pengalaman panjang meliput di daerah-daerah konflik.
Ia mendorong Polri untuk memanfaatkan dan menggunakan ANTARA dalam misi menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI) sesuai “tagline” ANTARA, yakni Mencerahkan, Mendidik, Membangkitkan, dan Menjaga Keutuhan NKRI.
“Artinya pengalaman itu sudah sering dan untuk daerah-daerah konflik, apalagi Papua, kami justru sangat berharap mohon gunakan ANTARA,” kata Jaka.
Jaka mengatakan ANTARA memiliki 34 biro di seluruh Indonesia, salah satunya Biro Papua yang dipimpin seorang perempuan asli putra daerah.
Ia memastikan seluruh pemberitaan tentang Papua akan disiarkan melalui jaringan kantor berita yang dimiliki ANTARA baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.
“Kami pasti akan mendorong dan akan kami internasionalkan dari Papua langsung ke internasional,” kata Jaka.