Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis rehabilitasi medik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Melinda Harini SpKFR-K mengatakan pasien kanker perlu berkonsultasi ke bagian rehabilitasi medik sebelum menjalani terapi seperti kemoterapi dan radiasi supaya mereka mendapatkan edukasi.
Dalam proses rehabilitasi medik, dokter akan memberikan edukasi dan latihan seperti olahraga atau terapi fisik dan juga terapi terhadap keluhan-keluhan yang akan terjadi pada saat pasien menjalani kemoterapi dan radiasi.
Contoh edukasi dari dokter kepada pasien adalah bagaimana menangani mulut kering yang akan terjadi setelah radiasi, yaitu dengan latihan yang bisa menstimulasi air liur supaya produksi tetap baik walaupun fungsinya sudah berkurang. Rehabilitasi medik juga akan mengajarkan terapi mandiri yang bisa dilakukan di rumah.
"Ada teknik-teknik yang bisa diajarkan bagaimana keluarga dan pasien bisa melakukan terapi mandiri. Nanti kalau dirasa keluhan tambah berat atau membutuhkan perawatan lebih lanjut, bisa dilakukan dengan konsultasi yang selanjutnya. Mencegah selalu lebih baik," kata Melinda.
Terapi dari rehabilitasi medik masih bisa memiliki efek samping jika takaran latihan atau terapi tidak sesuai dengan kondisi pasien. Misal, saat terapi panas kulit pasien bisa terbakar karena ujung jari mati rasa, efek dari obat-obatan, sehingga dia tidak merasakan panas, atau sel kanker yang sensitif terhadap gelombang radiasi tersentuh.
"Maka kita harus tahu persis mana yang aman untuk pasien mana yang tidak," kata Melinda.
Oleh karena itu, pasien harus tetap berkonsultasi karena respons pasien kanker terhadap terapi latihan bisa berbeda-beda, bergantung pada kondisi pasien. Dosis latihan juga harus sesuai dan berada dalam pengawasan dokter.