Moskow (ANTARA) - Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert prihatin dengan serangan udara Israel baru-baru ini di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
Hennis-Plasschaert juga menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengakhiri pertikaian, kata Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon pada Selasa (30/7).
Sebelumnya pada Selasa, tentara Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka melakukan serangan di pinggiran selatan Beirut yang menargetkan seorang "komandan yang bertanggung jawab di Majdal Shams dan pembunuhan banyak warga sipil Israel lainnya."
"Koordinator Khusus PBB Jeanine Hennis-Plasschaert sangat prihatin dengan serangan malam ini, yang diklaim oleh Israel, di daerah pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk yang mengakibatkan banyak korban sipil," kata kantor Koordinator Khusus itu.
Hennis-Plasschaert menekankan sekali lagi bahwa tidak ada solusi militer dan menyerukan kepada Israel dan Lebanon untuk memanfaatkan semua jalur diplomatik guna kembali berdamai dan berkomitmen kembali pada pelaksanaan resolusi 1701 (2006)," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.
Tentara Israel mengatakan pada hari Sabtu lalu bahwa 12 orang tewas dalam serangan roket di Dataran Tinggi Golan, yang mereka tuduhkan pada Hizbullah.
Gerakan Lebanon itu membantah klaim tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak akan membiarkan serangan di Dataran Tinggi Golan tidak terbalas dan Hizbullah akan membayar harga "yang belum pernah mereka bayar sebelumnya."
Sumber: Sputnik-OANA
Utusan PBB sangat memprihatinkan serangan Israel terbaru di Beirut
Rabu, 31 Juli 2024 12:47 WIB