Jambi (ANTARA Jambi) - Nahdlatul Ulama Jambi mengingatkan warga Provinsi Jambi untuk mewaspadai berkembangnya aliran sesat yang mengatasnamakan Islam, khususnya di Kabupaten Kerinci.

Adapun aliran sesat yang ditemui, antara lain Majelis Tafsir Alquran (MTA) di bawah pimpinan Abdulah Tupail dan aliran kepercayaan Sapto Darmo, kedua aliran sesat itu tengah berkembang di Kabupaten Kerinci.

"Yang kita temui yaitu aliran MTA dan aliran Sapto Darmo. Mereka ini tengah berkembang di Kerinci, dan kini mulai menyebar ke beberapa daerah di Provinsi Jambi. Ajarannya menyesatkan,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jambi KH Kadir Husein di Jambi, Kamis (7/2) malam.

Peringatan itu disampaikannya di hadapan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Ketua PP ISNU Ali Masykur Musa pada acara Pelantikan dan Mukerwil PW ISNU.

Ia menjelaskan, aliran MTA mengatasnamakan Islam, namun kegiatan keagamaan yang dilakukan tidak sesuai dengan ajaran yang sesungguhnya. Mereka  menggunakan Alquran, namun menafsirkan Alquran hanya berdasarkan akal pikiran semata.

"Mereka menafsirkan Alquran hanya berdasarkan pikiran. Mereka menterjemahkan yang haram menjadi halal dan boleh dimakan oleh umat muslim. Justru yang dilarang adalah Maulid Nabi," kata Kadir Husein, mantan Kakanwil Kementrian Agama Provinsi Jambi.

Sedangkan aliran Sapto Darmo yang dibawa dari Jawa dan berpusat di Jakarta lebih ekstrim lagi. Kelompok ini mengatasnamakan Islam, namun melakukan ibadah sholat jauh berbeda dengan yang sesungguhnya. Bahkan Alquran bukan kitab suci mereka.

"Mereka cukup melakukan sholat satu rakaat di pagi hari dan satu rakaat pada sore hari. Mereka juga punya kitab sendiri yang isinya diduga jauh dari ajaran Islam," ungkap pria itu.

Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Ali Masykur Musa mengatakan, menjamurnya aliran sesat yang mengatasnamakan Islam di Indonesia, khususnya di Jambi karena bangsa ini sudah enggan bicara agama. 

Menurut dia, bangsa ini tengah genit-genitnya bicara politik, demokrasi, dan kehidupan baru, sehingga mereka yang tengah mencari jati diri terjebak dalam sebuah ajaran yang menyesatkan atau bahkan berujung pada konflik dan kekerasan mengatasnamakan agama.

Ia berharap ulama NU untuk proaktif memberikan pemahaman ajaran Islam 'ahlulsunah waljama’ah' kepada masyarakat dalam kegiatan dakwahnya. ISNU juga diminta turut berperan memberikan pemahaman yang sama melalui kegiatan keilmuan.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013