Jakarta (ANTARA Jambi) - Direktur Center for Election and Political Party (CEEP) Reni Suwarso mengatakan kegagalan partai politik melakukan kaderisasi menjadi salah satu alasan pemicu kemunculan dinasti politik.
Ketidakmampuan parpol melakukan kaderisasi, pendidikan politik, sosialisasi mengakibatkan orang-orang yang tidak punya kapasitas kemudian direkrut, salah satunya, ya merekrut keluarga, katanya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.
"Ya ini, jadinya keluarga, ya sudahlah daripada gak ada, siapa lagi, saya kenal nih ipar saya, ya udah dimanfaatkan klan keluarga," katanya.
Kegagalan partai politik dalam kaderisasi juga berdampak pada peran partai politik dalam mengisi jabatan publik. Partai politik kemudian hanya menjadi stempel bagi perorangan yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah.
"Bagi mereka yang memiliki sumber daya ekonomi dan politik, tentu kondisi ini menjadi tempat yang tepat berkembangnya dinasti politik, cukup mendapatkan stempel dari partai politik pengusung," katanya.
Akibatnya, pemerintahan yang dijalankan sulit diharapkan untuk dapat melayani dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengingat kapasitas kepemimpinannya juga diragukan.
Selain itu, dinasti politik juga muncul karena lemahnya nilai-nilai demokrasi yang tertanam dalam masyarakat. Sistem demokrasi yang diimplementasikan saat ini tidak dibarengi dengan penanaman nilai-nilai demokrasi.
Akibatnya, demokrasi bersifat prosedural, sementara pola pikir masyarakat masih bersifat kedaerahan dan kerajaan. Kombinasi tersebut membuat dinasti politik tumbuh subur, katanya.
"Meski secara formal demokratis, nilainya tidak demokratis, yang berkembanag adalah nilai kerajaan, karena apa? Karena nilai budayanya dari dahulu kerajaan, sementara nilai-nilai demokrasi tidak tertanam," katanya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013