Jambi (ANTARA Jambi) - Masyarakat Desa Lempur 50 Tumbi sebagai kawasan sentra pariwisata Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi, bertekad akan berupaya keras melestarikan keaslian alam dan budayanya.

"Sejak dulu masyarakat Lempur 50 Tumbi yang terdiri dari satu kelurahan dan empat desa telah memancang tekad akan menjaga keasriaan dan keaslian alam serta budaya masyarakatnya yang termaktub dalam hukum adat negeri tersebut," kata Kepala Bidang Destinasi dan Pengembangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Ir Guntur di Jambi, Kamis.

Menurut Guntur, tekad tersebut semakin meningkat ketika kini desa tersebut menjadi serta pengembangan wisata Gunung Raya yang terkait pula dengan pengembangan Geopark Merangin dan "highland park" Kerinci yang kini bersiap menuju pengakuan sebagai warisan dunia dari Unesco, menyongsong program pemerintah "Visit Jambi" pada 2017.

Lempur dan kawasan Gunung Raya adalah salah satu magnit kepariwisataa Kerinci yang selama ini terlupakan pengembangannya, meskipun kawasan ini memiliki puluhan objek wisata, baik alam maupun budaya yang tak kalah uniknya dibanding kawasan lain di Kerinci seperti kawasan Gunung kerinci dan Danau Kerinci.

Di antara objek wisata yang kini terus dikembangkan dan dipromosikan ke dunia oleh kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah maupun swasta adalah keberadaan Danau Kaco yang merupakan danau kecil berair biru yang berada di tengah kawasan hutan TNKS, kawasan teritori harimau Sumatera, kambing gunung, kijang, serigala, belibis, dan satwa-satwa endemik TNKS lainnya.

"Lempur juga merupakan salah satu desa yang diajukan menjadi calon desa wisata oleh Kemenparekraf karena memiliki keunikan budaya masyarakat yang masih asli terpelihara, baik budaya sosial maupun budaya agrikultura," katanya.

Dari aspek budaya dan kehidupan sosial, desa yang merupaan desa pertanian murni ini memiliki keunikan budaya sebagai warisan Proto Melayu, peninggalan peradaban megalitikum, peninggalan sejarah seperti arstietur rumah kuno, masjid kuno, bahkan benteng Depati Parbo.

Sementara dari segi kehidupan, masyarakat yang mendiami renah Lempur 50 Tumbi tersebut merupakan kawasan tanaman kayu manis (cassiavera) yang sejak dulu hingga kini masih dipertahankan disamping ditopang pula oleh kekhasan tanaman agrikultura dan holtikultura yang dibudidayakan masyarakat seperti Padi Payo yang merupakan khas Kerinci, dan sebagai sentra agrowisata tanaman sayuran, tomat, cabe dan lainnya.

Dari segi alam, kawasan ini memiliki dua gunung yakni Gunung Raya yang bukan gunung api dan Gunung Kunyit atau bukit belerang yang merupakan gunung api, di samping hutan TNKS terdapat juga hutan adat penerima Kalpataru 2012.

Sementara kawasan ini juga dikelilingi oleh lima buah danau yang masing-masingnya memiliki keunikan berbeda antara satu dengan yang lainnya, kata Guntur.

Dengan semua potensi kepariwisataan itu, masyarakat desa dan pemerintah daerah setempat bahu membahu mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga kini telah berhasil tumbuh menjadi destinasi pariwisata "green tourism", "ecotourism" dan "agrotourism" yang sangat diminati publik dunia terbukti dengan terus berdatangannya para wisatawan mancanegara menyambangi daerah ini setiap minggunya.

"Bahkan masyarakat setempat telah mencanangkan "Visit Lempur 2016" mendahului program "Visit Kerinci" dan "Visit Jambi" pada 2017. Ini adaah gagasan luar biasa yang dijalankan sendiri oleh masyarakat, dan pemerintah daerah wajib menyokong cita-cita ini," tegas Guntur.(Ant)

Pewarta: Yupnical

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014