Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Provinsi Jambi berencana mengembangkan kompleks percandian Muarojambi melalui "masterplan" pembangunan kawasan wisata di kota tersebut.
"Melalui 'masterplan' akan terlihat nantinya konsep yang jelas dari pengembangan wisata Candi Muarojambi baik dalam hal wisata, infrastruktur maupun fasilitas pendukung," kata Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, di Jambi, Kamis.
Menurut dia, Direktorat Jenderal Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melelang proses pembuatan "masterplan" bagi rencana pengembangan kompleks candi.
Ia berharap pada akhir 2014, rancang bangun tersebut dapat selesai sehingga dapat diketahui lokasi mana saja yang tepat untuk dikembangkan wisata lainnya selain candi.
"Nantinya, implementasi rencana tersebut akan dikoordinasikan bersama Kementerian Pekerjaan Umum karena juga melibatkan pembangunan infrastruktur di Jambi untuk memudahkan wisatawan masuk," jelasnya.
Gubernur menegaskan, dalam "masterplan" tersebut akan memadukan kawasan candi sebagai cagar budaya sejarah dengan pembangunan ekonomi kreatif yang akan didorong oleh infrastruktur dan fasilitas umum yang memadai.
"Kami akan bangun kembangkan ekonomi kreatif maupun infrastruktur termasuk hotel, terminal, jalan, transportasi dan taman rekreasi seperti 'waterboom' di masa depan," ujarnya.
Sementara itu Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan, situs budaya seperti Candi Muarojambi harus dilestarikan melalui masterplan yang tepat agar tidak merusak kandungan nilai maupun temuan sejarah yang ada di bawah tanah kawasan.
Ia mengatakan, potensi ditemukannya situs percandian baru di kompleks percandian Muarojambi masih besar dan terus dieksplorasi.
"Oleh karena itu situs candi harus dijaga sehingga orang akan berkunjung ke wilayah yang masih asri dan alami seperti Muarojambi. Hanya saja pembenahan di dalam kawasan perlu dirapikan seperti halnya fasilitas umum, toilet dan penjagaan kebersihan," kata Sapta.
Terkait masterplan, Sapta menambahkan hal itu dapat membuat kompleks percandian Muarojambi semakin tertata apik dan diminati turis.
Sejumlah pemangku kepentingan terkait seperti Kemparekraf, Kemdikbud maupun pemerintah daerah di Jambi perlu melakukan diskusi untuk menata candi kawasan tersebut.
Ia menegaskan kompleks percandian Muarojambi tetap menjadi situs wisata sejarah. "Hal berikutnya adalah bagaimana pengelola dan pemerintah menyatukan fasilitas waterboom, hotel, restoran dan hal lain di luar kompleks candi," ujar Sapta.
Candi Muarojambi terletak sekitar 40 kilometer dari kota Jambi dan terletak di muara Sungai Batanghari.
Situs percandian tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Melayu Kuno masa Hindu-Buddha pada abad VII-XIII Masehi dan terdiri dari 82 reruntuhan bangunan kuno.
Sebanyak delapan candi telah dibuka dan dirawat secara intensif seperti Candi Gumpung, Candi Tinggi I, Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II dan Candi Kedaton.
Peninggalan lain yang ditemukan adalah adanya kanal kuno dengan aliran mengelilingi kawasan percandian yang menghubungkan antara bangunan satu dan lainnya.
Sejumlah umat Buddha sering menggunakan kawasan percandian sebagai tempat peribadatan di saat hari raya agama Buddha.
Selain candi, peneliti juga menemukan sejumlah artefak, arca dan alat rumah tangga kuno di sekitar kompleks percandian Muarojambi.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
"Melalui 'masterplan' akan terlihat nantinya konsep yang jelas dari pengembangan wisata Candi Muarojambi baik dalam hal wisata, infrastruktur maupun fasilitas pendukung," kata Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, di Jambi, Kamis.
Menurut dia, Direktorat Jenderal Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melelang proses pembuatan "masterplan" bagi rencana pengembangan kompleks candi.
Ia berharap pada akhir 2014, rancang bangun tersebut dapat selesai sehingga dapat diketahui lokasi mana saja yang tepat untuk dikembangkan wisata lainnya selain candi.
"Nantinya, implementasi rencana tersebut akan dikoordinasikan bersama Kementerian Pekerjaan Umum karena juga melibatkan pembangunan infrastruktur di Jambi untuk memudahkan wisatawan masuk," jelasnya.
Gubernur menegaskan, dalam "masterplan" tersebut akan memadukan kawasan candi sebagai cagar budaya sejarah dengan pembangunan ekonomi kreatif yang akan didorong oleh infrastruktur dan fasilitas umum yang memadai.
"Kami akan bangun kembangkan ekonomi kreatif maupun infrastruktur termasuk hotel, terminal, jalan, transportasi dan taman rekreasi seperti 'waterboom' di masa depan," ujarnya.
Sementara itu Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan, situs budaya seperti Candi Muarojambi harus dilestarikan melalui masterplan yang tepat agar tidak merusak kandungan nilai maupun temuan sejarah yang ada di bawah tanah kawasan.
Ia mengatakan, potensi ditemukannya situs percandian baru di kompleks percandian Muarojambi masih besar dan terus dieksplorasi.
"Oleh karena itu situs candi harus dijaga sehingga orang akan berkunjung ke wilayah yang masih asri dan alami seperti Muarojambi. Hanya saja pembenahan di dalam kawasan perlu dirapikan seperti halnya fasilitas umum, toilet dan penjagaan kebersihan," kata Sapta.
Terkait masterplan, Sapta menambahkan hal itu dapat membuat kompleks percandian Muarojambi semakin tertata apik dan diminati turis.
Sejumlah pemangku kepentingan terkait seperti Kemparekraf, Kemdikbud maupun pemerintah daerah di Jambi perlu melakukan diskusi untuk menata candi kawasan tersebut.
Ia menegaskan kompleks percandian Muarojambi tetap menjadi situs wisata sejarah. "Hal berikutnya adalah bagaimana pengelola dan pemerintah menyatukan fasilitas waterboom, hotel, restoran dan hal lain di luar kompleks candi," ujar Sapta.
Candi Muarojambi terletak sekitar 40 kilometer dari kota Jambi dan terletak di muara Sungai Batanghari.
Situs percandian tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Melayu Kuno masa Hindu-Buddha pada abad VII-XIII Masehi dan terdiri dari 82 reruntuhan bangunan kuno.
Sebanyak delapan candi telah dibuka dan dirawat secara intensif seperti Candi Gumpung, Candi Tinggi I, Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II dan Candi Kedaton.
Peninggalan lain yang ditemukan adalah adanya kanal kuno dengan aliran mengelilingi kawasan percandian yang menghubungkan antara bangunan satu dan lainnya.
Sejumlah umat Buddha sering menggunakan kawasan percandian sebagai tempat peribadatan di saat hari raya agama Buddha.
Selain candi, peneliti juga menemukan sejumlah artefak, arca dan alat rumah tangga kuno di sekitar kompleks percandian Muarojambi.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014