Jambi (ANTARA Jambi) - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Rabu, melakukan pemasangan tiang pancang pertama pembanguna proyek kilang Liquid Petrolium Gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Desa Pematang Lumut, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Dalam sambutannya Gubernur mengatakan, kegiatan ini sangat strategis karena terkait dengan pembangunan ketahanan energi nasional yang merupakan pilar penting ketahanan ekonomi.

"Ketahanan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat merupakan unsur utama ketahanan nasional," katanya.

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang sangat strategis bagi Indonesia, bukan hanya sebagai pemasok kebutuhan bahan bakar dan bahan baku industri dalam negeri, tapi juga merupakan andalan sumber penerimaan dan devisa negara serta menyangkut aspek berkelanjutan dari kegiatan pembangunan.

Ia mengatakan, proyek ini sangat panjang perjuangannya, dimulai sejak era Gubernur Zulkifli Nurdin hingga baru dapat selesaikan saat ini. Dampak ekonomi yang diharapkan dari proyek ini cukup luas dan untuk kepentingan masyarakat luas.

"Jambi adalah daerah yang kaya memiliki sumber daya alam yang banyak seperti minyak bumi, gas, batu bara, geothermal, bahkan sudah merancang pembangunan PLTA Kerinci, sekalipuin belum berjalan hingga saat ini," katanya.

Gubernur menceritakan lika-liku perjuangannya menemui semua pihak terkait, namun hingga saat ini banyak rencana Pemprov Jambi untuk mengembangkan sektor energi belum dapat terwujud.

Oleh karena itu, ia berharap PT Jambi Indoguna Internasional (JII) dan Perusda Jabung Barat Sakti (JBS) dapat berkembang dan dapat menambah pendapatan daerah.

Dari sisi pemerintah, proyek ini merupakan salah satu sumber PAD melalui BUMD PT JII, begitu juga dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui Perusda JBS, sehingga sumber daya alam yang ada dapat terolah dengan baik dan dapat menyerap tenaga kerja.

"Yang terpenting semua sumber daya alam dapat dikelola untuk kepentingan masyarakat," ujar Gubernur.

Sementara itu Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) Katamso mengungkapkan dari 15 K3S yang beroperasi di Provinsi Jambi, baik yang berstatus produksi maupun eksplorasi, sebagian besar berada di Tanjabar, hal ini menandakan besarnya potensi migas di daerah itu.

Namun rasio elektrifikasi listrik di daerah tersebut hanya 46 persen, artinya 54 persen wilayah Tanjabar belum dialiri listrik, dan konversi dari minyak tanah ke gas belum maksimal karena belum ada satupun SPBE berada di Tanjabar.

Akibatnya, seluruh kebutuhan LPG didatangkan dari Sumatera Selatan sedangkan produksi PT Petrochina dialokasikan untuk nasional dan diekspor.

"Oleh karena itu, peningkatan kemandirian energi menjadi penting untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat," kata Katamso.

Pemkab Tanjabar melalui Perusda JBS bersinergi dengan BUMD Provinsi Jambi   pada 2011 diberikan alokasi gas oleh SKK Migas atas gas yang diproduksi oleh K3S PetroChina dalam bentuk gas buang, dan K3S hanya mengambil minyak mentah saja.

Agar tidak membebani APBD maka PT JII dan Perusda JBS menggandeng PT Bumi Jambi Energi untuk mengolah alokasi gas yang telah dialokasikan.

"Diharapkan proyek ini dapat menghasilkan LPG 85-100 ton dan menggerakkan PLTG dengan kapasitas listrik 15 Megawat sehingga dapat berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat Tanjabar dan semua pihak yang terlibat," ujarnya.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014