Jambi (ANTARA Jambi) - Bidang Destinasi dan Pengembangan Dinas Pariwisata Provinsi Jambi selama sepekan melakukan sosialisasi program "Destinasion Manajemen Organisation" di dua Daerah Tujuan Wisata di Provinsi Jambi, yakni Kabupaten Kerinci dan Merangin.

 Program "Destinasion Manajemen Organisation" (DMO) itu bertujuan untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat lokal," kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi Guntur di Jambi, Rabu.

"Pada 24-27 Juni 2014 kita telah melakukan pengenalan atau sosialisasi satu bentuk program pengembangan kepariwisataan modern yang kini dikembangkan pemerintah, yakni program DMO di seluruh DTW khususnya di DTW unggulan seperti di Kerinci dan Merangin," katanya.

DMO adalah program baru yang merupakan satu upaya menggerakkan potensi masyarakat lokal sekitar DTW yang berbasis budaya dan kondisi lingkungan masyarakat setempat.

Arti kata DMO menjadi satu sistem bagi pengelolaan DTW oleh sebentuk jaringan antar komunitas dan organisasi masyarakat setempat yang mendukung kepariwisataan seperti komunitas pecinta fauna atau flora, komunitas fotografi, organisasi paguyuban pengelola losmen, homestay, biro perjalanan wisata, pengrajin suvenir, pelajar dan pemuda, dan lain sebagainya.

Dalam sistem DMO, setiap komunitas akan bergabung dalam satu jaringan aktif sehingga terjadi komunikasi yang utuh dalam hal penyusunan konsep, perencanaan dan program, bahkan jaringan ini akan bergerak aktif secara bersinergi ketika perealisasian setiap program yang dibentuk.

Di Jambi, katanya, baru ada satu DTW yang telah memiliki jaringan DMO, yakni di Candi Muarojambi yang program-programnya dikelola oleh satu lembaga jaringan masyarakat yang bernama Padmasana Foundation, sementara untuk DTW unggulan lain seperti Kerinci, Merangin, Bukit 12 Sarolangun sampai saat ini masih dalam proses persiapan.

Sedangkan di Kabupaten Kerinci terdapat tiga DTW unggulan yang terbagi dalam tiga kawasan, yakni di Kayu Aro dengan objek unggulannya, wisata petualangan alam pendakian Gunung Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Rawa Bento serta objek wisata agrikultur dan landskap.

"Di Kayu Aro telah terdapat organisasi pengelolaan pariwisatanya yang lengkap mulai dari homestay, pemandu dan potter, kedai cinderamata, komunitas pecinta alam dan lain sebagainya, kelemahannya belum ada organisasi atau sistem utama dalam bentuk DMO, ini yang kita dorong," kata Guntur.

Sementara di kawasan ilir Kerinci terpusat di Lempur dengan objek unggulan lima danau terunik, yakni Danau Kaco, Danau Lingkat, Danau Nyalo, dan Danau Duo serta wisata budaya dan sejarah, juga petualangan pendakian Gunung Raya dan Gunung Kunyit atau Gunung Batuah yang merupakan gunung api kedua di Kerinci setelah Gunung Kerinci.

"Di sini juga telah terdapat organisasi pemuda dan masyarakat yang bisa digerakkan dalam satu sinergi dalam mengelola aset yang mereka miliki, poros organisasinya terdapat pada Pecinta Alam Pancagura. DMO di kawasan ini tinggal membutuhkan peningkatan kapasitas penguasaan IT, dan perangkatnya," ujarnya.

Sementara DTW ketiga adalah Kota Sungaipenuh dengan objek unggulannya sebagai pusat wisata belanja, dimana selain memiliki tata kota bersejarah yang unik, Sungaipenuh juga memiliki aset budaya yang luar biasa dengan berbagai sanggar pendukungnya seperti komunitas seni Marcok Ilok Rupo pimpinan Iskandar Zakaria dan komunitas seni Incung yang digerakkan para pemuda binaan Budi Vrihaspati.

Masalah utama setiap DTW adalah masalah kapasitas SDM dalam penguasaan IT, hal tersebut penting karena DMO adalah sistem jaringan yang membutuhkan SDM yang mampu mengoperasikan perangkat IT secara maksimal.

"Karena itu ita menawarkan solusi dengan memagangkan personil komunitas terpilih di tiap komunitas ke Padmasana di Jambi yang dinilai telah berhasil menjadi model bagi pengembangan DMO di DTW Candi Muarojambi," tambah Guntur.(Ant)

Pewarta: Yupnical

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014