Jambi (ANTARA Jambi) - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus berharap nara sumber dalam seminar internasional tentang Sriwijaya dapat menelusuri sejarah masa lampau masyarakat terkait dengan keberadaan Candi Muarojambi di Kabupaten Muarojambi.

"Saya percaya semua nara sumber telah merekam suatu proses kesejarahan yang memiliki hubungan antara Kerajaan Melayu, Sriwijaya dan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara," jelas Gubernur.

Harapan tersebut disampaikannya saat membuka seminar internasional "Srivijaya in the Context of Regional Southeast Asia and South Asia" di Jambi, Rabu malam (20/8).

Ia mengatakan penelusuran sejarah ini diperlukan dalam upaya membentuk masyarakat bangsa Indonesia dalam satu kesatuan politik dan kebudayaan.

Hasan Basri Agus menyatakan ditinjau dari sudut warisan kebudayaan masa lampau suatu masyarakat bangsa maka kehadiran dalam forum ini harus dinilai dari satu kesatuan pandangan bahwa warisan kebudayaan tersebut milik umat manusia masa kini dan esok.

Tinggalan budaya masa lampau seperti Candi Borobudur, Angkot Wat di Kamboja, Taj Mahal di India dan Tembok Besar di Tiongkok merupakan sumbangan sumbangan masyarakat suatu bangsa kepada kebudayaan masyarakat dunia.

"Bila kita berada di situs Candi Muarojambi melihat Candi Kedaton, Candi Gumpung dan Candi Tinggi atau pun bangunan candi lainnya," ujarnya.

Oleh karena itu, diharapkan nara sumber dalam seminar ini dapat pula menelusuri sejarah masa lampau masyarakat daerah ini.

Menurut Gubernur semua nara sumber telah merekam suatu proses kesejarahan yang memiliki hubungan antara Kerajaan Melayu, Sriwijaya dan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.

Candi Muarojambi merupakan candi terluas yang di dalamnya terdapat sebanyak 86 candi dalam satu kawasan.

Gubernur juga mengharapkan kepada tim peneliti perlu melakukan penelitian yang lebih mendalam untuk pelurusan sejarah.

Sementara itu Ketua Penyelenggara Bambang Budi Utomo menjelaskan, tujuan dilaksanakan seminar ini untuk mempererat tali persaudaraan di antara negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Tiongkok.

Seminar internasional Sriwijaya ini sebelumnya pernah dilakukan di Kota Jambi pada Agustus 1982, yang saat itu disponsori Seameo Project in Archaeologi and Fine Arts (SPAFA), sebuah organisasi di bawah Menteri Pendidikan Asia Tenggara.

Seminar internasional Sriwijaya ini pertamakali digagas oleh Hasan Wirayudha, anggota Tim Dewan Pertimbangan Presiden dan mantan Menteri Luar Negeri Indonesia yang tertarik pada kebesaran Kerajaan Sriwijaya di bidang perdagangan dan kemaritiman.

Seminar ini diikuti oleh 11 nara sumber dari Perancis, India, Thailand, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Jepang serta dari Indonesia dengan nara sumber sebanyak 12 orang.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014