Jakarta (ANTARA Jambi) - Ketua Pengurus Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Batam/Kepulauan Riau Yoni Mulyo Widodo menilai opini yang menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini hanya menguntungkan kelas menengah sebagai hal yang menyesatkan.

"Faktanya para pengusaha kecil dan mayoritas kaum buruh yang upahnya di kisaran Rp1 juta hingga Rp2 juta sangat bergantung pada penggunaan BBM murah," kata Yoni Mulyo Widodo melalui siaran pers diterima di Jakarta, Jumat.

Apalagi selama ini para buruh tidak pernah mendapatkan konpensasi. Kenaikan harga BBM akan sangat merugikan dan memiskinkan  kaum buruh yang sehari harinya menggunakan sepeda motor dalam bekerja.

Menurut Yoni, harga BBM di negara lain seperti Amerika Latin, Timur Tengah dan sebagian Asia Tenggara jauh lebih rendah daripada Indonesia, yaitu Venezuela (Rp117 per liter), Suriah (Rp702 per liter), Libya (Rp1.4004 per liter), Saudi Arabia (Rp 1.872 per liter) dan Brunei Darussalam (Rp4.914 per liter).

Karena itu, KSPI Batam meminta pemerintah untuk mencari solusi selain menaikkan harga BBM. Ada beberapa solusi yang diusulkan antara lain menggunakan sisa anggaran APBN yang jumlahnya puluhan triliun.

"Selain itu, penggunaan BBM di PLN harus dikurangi dan mengganti dengan batu bara yang biayanya lebih murah. Pemerintah juga harus bisa menghemat anggaran," tuturnya.

Yoni menyatakan akan mengorganisasikan aksi demonstrasi dan mogok nasional di seluruh kawasan industri pada Oktober-November bila pemerintah menaikkan harga BBM.

"Desakan pemerintah transisi agar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga BBM terasa menyesakkan kaum buruh dan rakyat kecil," katanya.(Ant)

Pewarta: Dewanto Samodro

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014