Jambi (ANTARA Jambi) - Bidang Destinasi dan Pengembangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi dan "Tiger Protection and Conservation Unit" Program Pelestarian Harimau Sumatera Taman Nasional Kerinci Seblat (TPCU PHS-TNKS) merancang wisata eco-adventure di lebatnya rimba TNKS sebagai sebuah paket tur ekslusif.
"Kita telah bertemu dan membahas program patroli sapu jerat satwa yang dilakukan PHS TNKS selama enam tahun ini yang sangat mungkin dikembangkan menjadi satu aktifitas wisata minat khusus ekslusif bagi wisatawan khusus," kata Kepala Budang Destinasi dan Pengembangan Disbudpar Provinsi Jambi, Guntur di Jambi, Selasa.
Ia mengatakan, paket yang direncanakan tersebut akan bersifat mutual simbiosis atau saling menguatkan antara kedua institusi, dimana program patroli sapu jerat yang memiliki kekhasan dan nilai sosial dan konservasi amat tinggi itu bisa menyedot minat para wisatawan adventur khusus dari penjuru dunia.
Di sisi lain, jika menjadi aktifitas wisata maka akan melibatkan langsung para wisatawan menjadi tenaga voluntir dalam membantu program konservasi dan penyelamatan satwa bagi TNKS.
"Patroli sapu jerat yang dilakukan PHS-TNKS sangat luar biasa dan tentu sangat banyak para wisatawan adventure yang ingin merasakan atraksi sosial penyelamatan satwa liar endemik tersebut, selain ada banyak atraksi alam lainnya yang bisa menjadi nilai tambah," kata Guntur yang juga Ketua Himpunan Pramuwsuata Indonesia Jambi.
Sementara itu, Manajer Program PHS-TNKS Komandan TPCU Dian Risdianto mengatakan, pihaknya menyambut baik tawaran kerja sama dari Disbudpar dan HPI tersebut, diharapkan dari keterlibatan wisatawan sebagai voluntir bisa memberi efek positif bagi penekanan tingkat perburuan satwa yang hingga saat ini masih tinggi.
"Ini program yang sangat bagus, karena dengan keterlibatan wisatawan apalagi jika nanti mereka juga bisa bertindak selaku penyampai pesan-pesan tentang pentingnya pelestarian alam dan satwa kepada para pemburu dan masyarakat setempat, dibanding dibandingkan oleh para polisi hutan," kata Dian.
Ia mengatakan, sejak program PHS-TNKS dijalankan enam tahun silam, tingkat perburuan satwa masih, seolah belum ada efek jera bagi para pemburu walau sudah berkali-kali ditangkap petugas, bahkan sampai ke ranah hukum.
"TNKS memang salah satu taman nasional yang memiliki keragaman hayati yang lengkap, baik satwa maupun floranya, selain juga menyimpan puluhan objek wisata alam yang masih perawan karena tersembunyi di balik lebatnya hutan." katanya.
Misalnya, keberadaan danau, air terjun, sungai, gua dan berbagai atraksi alam lainnya, yang hanya bisa dijumpai dengan sebuah petualangan yang berat, hal-hal inilah yang bisa dijadikan sebagai tawaran pada wisatawan.
Saat ini, kedua belah pihak tengah mempersiapkan berbagai kelengkapan untuk bisa menjalankan program paket wisata khusus Patroli Sapu Jerat bersama PHS-TNKS tersebut, termasuk mempelajari regulasi dan peraturan perundang-undangan yang memungkinkan bisa dijalankannya program tersebut.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
"Kita telah bertemu dan membahas program patroli sapu jerat satwa yang dilakukan PHS TNKS selama enam tahun ini yang sangat mungkin dikembangkan menjadi satu aktifitas wisata minat khusus ekslusif bagi wisatawan khusus," kata Kepala Budang Destinasi dan Pengembangan Disbudpar Provinsi Jambi, Guntur di Jambi, Selasa.
Ia mengatakan, paket yang direncanakan tersebut akan bersifat mutual simbiosis atau saling menguatkan antara kedua institusi, dimana program patroli sapu jerat yang memiliki kekhasan dan nilai sosial dan konservasi amat tinggi itu bisa menyedot minat para wisatawan adventur khusus dari penjuru dunia.
Di sisi lain, jika menjadi aktifitas wisata maka akan melibatkan langsung para wisatawan menjadi tenaga voluntir dalam membantu program konservasi dan penyelamatan satwa bagi TNKS.
"Patroli sapu jerat yang dilakukan PHS-TNKS sangat luar biasa dan tentu sangat banyak para wisatawan adventure yang ingin merasakan atraksi sosial penyelamatan satwa liar endemik tersebut, selain ada banyak atraksi alam lainnya yang bisa menjadi nilai tambah," kata Guntur yang juga Ketua Himpunan Pramuwsuata Indonesia Jambi.
Sementara itu, Manajer Program PHS-TNKS Komandan TPCU Dian Risdianto mengatakan, pihaknya menyambut baik tawaran kerja sama dari Disbudpar dan HPI tersebut, diharapkan dari keterlibatan wisatawan sebagai voluntir bisa memberi efek positif bagi penekanan tingkat perburuan satwa yang hingga saat ini masih tinggi.
"Ini program yang sangat bagus, karena dengan keterlibatan wisatawan apalagi jika nanti mereka juga bisa bertindak selaku penyampai pesan-pesan tentang pentingnya pelestarian alam dan satwa kepada para pemburu dan masyarakat setempat, dibanding dibandingkan oleh para polisi hutan," kata Dian.
Ia mengatakan, sejak program PHS-TNKS dijalankan enam tahun silam, tingkat perburuan satwa masih, seolah belum ada efek jera bagi para pemburu walau sudah berkali-kali ditangkap petugas, bahkan sampai ke ranah hukum.
"TNKS memang salah satu taman nasional yang memiliki keragaman hayati yang lengkap, baik satwa maupun floranya, selain juga menyimpan puluhan objek wisata alam yang masih perawan karena tersembunyi di balik lebatnya hutan." katanya.
Misalnya, keberadaan danau, air terjun, sungai, gua dan berbagai atraksi alam lainnya, yang hanya bisa dijumpai dengan sebuah petualangan yang berat, hal-hal inilah yang bisa dijadikan sebagai tawaran pada wisatawan.
Saat ini, kedua belah pihak tengah mempersiapkan berbagai kelengkapan untuk bisa menjalankan program paket wisata khusus Patroli Sapu Jerat bersama PHS-TNKS tersebut, termasuk mempelajari regulasi dan peraturan perundang-undangan yang memungkinkan bisa dijalankannya program tersebut.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014